------
Aku menghempaskan tubuhku dibangkuku setelah tiba dikelas dengan tampang tak bersemengat. Lalu menidurkan kepalaku keatas meja dengan lengan kananku sebagai alasnya.
Lelah dan mengantuk.
Itulah kata yang cocok untuk pendeskripsianku saat ini.
Salahkan Kim Mingyu semalam yang meninggalkanku ditengah jalan yang entah dimana itu, tanpa ada taxi atau bus yang lewat, bahkan sinyalpun tak kudapatkan. Hingga aku sudah berjalan 1 km lebih ditengah gelap dan dinginnya malam, barulah aku mendapat sinyal, lalu segera menghubungi Hoshi untuk menjemputku. Jam 11 malam, barulah aku tiba dirumah, hebat.
Kim Mingyu sialan.
Entah sudah berapa kali aku mengucapkan kalimat itu selama perjalananku yang melelahkan seperti aku seolah-olah merapalkan sebuah mantra.
"Ya Ji Han-ah?! ada apa denganmu?" Na Na menggungcang tubuhku.
"Kim Mingyu berulah lagi padanya."
Hoshi menjawab pertanyaan Na Na memainkan bola basket ditangannya."Mwo?? bagaimana bisa??" Na Na melebarkan matanya terkejut. "Apa kau membuat masalah lagi padanya??"
"Begitulah."Hoshi menjawab lagi, masih fokus dengan bola basket yang berputar dijarinya.
"Aigo... Aku turut prihatin padamu Ji Han-ah, kau akan dapat banyak masalah setelah ini." Na Na menatapku prihatin.
Aku tetap diam pada posisiku.
"Begitulah." lagi-lagi Hoshi yang menjawab.
"Ya! aku tidak bertanya padamu!" ucap Na Na sengit.
"Aku hanya membantu Ji Han menjawabnya." ucap Hoshi tak kalah sengit memberhentikan permainannya.
Na Na menatapnya tajam lalu beralih kearahku mengguncang tubuhku lagi.
"Ji Han-ah, aku bertanya padamu." Na Na berucap sebal kearahku.
"Ceritanya panjang, aku sedang lelah sekarang."
"Baiklah, kau harus menceritakannya padaku setelah kau sudah membaik."
Na Na menempatkan tubuhnya duduk disampingku.Aku hanya menganggukkan kepalaku diposisi yang sama.
Bel tanda masuk sudah berbunyi.
Fisika.
pelajaran yang paling kubenci dihidupku menjadi awal pembuka pagiku yang melelahkan ini.
30 menit sudah berjalannya waktu pelajaran terkutuk ini yang membuatku tak henti-hentinya menghela nafasku, berharap aku dapat mengendalikan peputaran jam di atas papan tulis sana.
Lagi-lagi pikiranku melayang entah kemana. Aku duduk dengan gelisah.
"Ji Han-ah? kau baik-baik saja?" Na Na bertanya padaku berbisik, mungkin melihat kegelisahanku sedari tadi.
"Apa menurutmu aku baik-baik saja?" Aku menampilkan mukaku yang awalnya menghadap keluar jendela beralih menghadap Na Na.
"Aakkhhh"
Aku menampilkan muka lelahku. Tak menyangka reaksinya akan sedemikian terkejutnya membuat semua orang menatap kearah kami. Termasuk Mr. Jang
"J-Ji Han-ah sungguh, k-kau sangat mengerikan." ucapnya memegang dadanya.
"Kau berlebihan Na Na."
Aku memutar bola mataku.
Apa sebegitu mengerikannya kah aku sampai-sampai Na Na menjerit dikelas yang sedang 'khusyuk-khusyuk'nya belajar? Bahkan Mr. Jang berancang-ancang ingin memarahi kami sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...