--------
Pandanganku masih terarah kearah dua sejoli yang sedang berdansa dengan mesranya ditengah-tengah keramaian pesta.
Aku menghembuskan nafasku, dengan bahuku yang merosot.
Sudah kukira akan begini.
Mereka terlihat seperti membicarakan sesuatu. Benih-benih cinta jelas berterbangan disekeliling mereka.
Aku tak mengharapkan ini.
Bukan.
Bukan seperti aku yang membenci mereka kembali bersama, maksudku aku tak mengharapkan rencanaku akan berakhir seperti ini.
Berakhir dengan adanya perasaan tumbuh dihati ku pada Ji Han.
Awalnya aku hanya ingin memanas-manasi Mingyu, juga ingin membantu Ji Han untuk segera melupakan namja brengsek seperti Mingyu. Namun seiring berjalannya waktu, entah kenapa perasaan itu tumbuh.
Sekarang aku mengerti kenapa namja seperti Mingyu bisa jatuh cinta pada Ji Han.
Tapi sudahlah, kurasa aku harus memupuk perasaan ini dalam-dalam, menjadikannya sebuah pelajaran ataupun pengalaman dihidupku.
Jelas Mingyu tak akan suka jika aku 'benar-benar' mengambil Ji Han, karena ia 'memang' benar-benar mencintainya. Belum lagi persahabatan kami yang sudah mulai retak.
Sibuk menghayal, aku baru menyadari Ji Han yang sedang berlarian kearahku, ia terlihat sangat cantik hari ini. Mingyu pasti akan makin jatuh padanya, begitupula aku...
Aku cepat-cepat menghilangkan pikiran bodoh ini dari pikiranku.
Sialan, ini kedua kalinya aku berada diposisi ini dan kurasa ini perasaan yang sesungguhnya. Mungkin aku hanya mempunyai obsesi pada yeoja'ku dulu. Tapi sekarang lebih terasa nyata.
Aku menatapnya bingung.
Kenapa ia malah meninggalkan Mingyu?
Kulihat Mingyu disana menatapku tajam, kesal, sedih? entahlah, sulit diartikan.
Begitu sampai didepanku.
Hap!
Ia memelukku.
Aku terdiam kaku.
"Terima kasih Wonwoo ya!"
-----------
"Terima kasih Wonwoo ya!"
Aku mengucapkan itu pada namja yang sedang dipelukanku, wajahnya terlihat kebingungan.
Aku lalu melepasnya dan menampilkan senyum terbaikku.
Ia masih menatapku bingung, walaupun ia berhasil menutupinya dengan wajah temboknya itu, tapi aku tahu ia sedang kebingungan.
"Terima kasih sudah membantuku selama ini, dan maaf..." Aku memberi jeda. "Aku tidak bisa melakukan apa yang sudah kita janjikan sebelumnya, aku gagal. Jujur, aku sudah belajar mencintaimu dan kupikir itu berhasil. Tapi tetap saja cintaku pada Mingyu lebih besar." Aku menundukkan kepalaku. Sepertinya pipiku merona.
Wonwoo masih saja diam dan menampilkan wajah datarnya itu, menungguku untuk melanjutkan.
"Kau tahu? kau namja terbaik yang pernah kutemui. Dibalik sikap dinginmu, kau bahkan sangat hangat dengan orang terdekatmu. Kau pantas mendapatkan yeoja lebih dariku, aku bukan apa-apa. Yeoja sesuai dengan tipemu pasti banyak yang mengantri." Aku menjelaskan dengan kepala yang masih menunduk. Menunggu respon dari Wonwoo.
Jujur, perasaanku campur aduk sekarang, senang, sedih semuanya bersatu.
Ia masih terdiam, hingga akhirnya, Wonwoo mengusap lembut puncak kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...