-----
--------
Aku tidak mengerti seburuk apa orang-orang laknat itu memberi pelajaran pada Mingyu, sahingga ia harus melewati masa-masa kritis sekarang.
Tapi untunglah setelah 3 jam kemudian, dokter mengatakan bahwa Mingyu telah melewati masa itu.
Aku duduk dipojokan ruangan ini sendirian. Mengambil tempat yang jauh dari ruang Mingyu.
Kenapa? karena didepan ruang Mingyu dipenuhi oleh seventeen dan geng Krystal. Well... aku cukup sadar diri untuk tidak berada disana dan berupaya agar diriku tidak terlihat.
Krystal? kurasa ia masih cukup peduli pada Mingyu.. buktinya sekarang ini.
Na Na sudah pulang dari 1 jam lalu karena jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Ia mengajakku, tapi aku menolak, bersikeras untuk tetap berada disini menunggu rombongan seventeen dan Krystal pulang.
Khawatir dan cemas.
Itulah yang aku rasakan sekarang.
Entah kenapa rasanya aku tidak bisa pulang dengan tenang jika masih belum mengetahui keadaannya. Well... aku sudah tahu. Tapi tetap, aku ingin melihatnya walau hanya sekilas.
Tidak bosan aku mengatakan bahwa ini benar-benar hal pertama yang aku rasakan. Berlebihan memang.
Aku hanya mengikuti keingin hatiku.
Aku mengetuk-ngetuk lantai dengan kedua kakiku, terkadang mengetuk jari, bahkan terdengar membentuk sebuah irama.
Hingga derap langkah seseorang mendekatiku mengintrupsi pikiranku yang sedang berkelana.
Aku baru menyadari ternyata disini sudah cukup sepi.
Aku melihat kearah orang itu.
Mataku membulat melihatnya.
Jeon Wonwoo!
bagaimana ia tahu bahwa aku disini?
Aku ingin segera beranjak, namun ia cepat-cepat menarik tanganku, membuatku terduduk kembali.
"Mau menjenguk Mingyu?" 'to the point sekali..'
Suaranya terdengar cukup dingin didukung dengan ekspresi dingin yang biasa ia tunjukan.
"A-ani... a-aku mau menjenguk saudaraku! ya saudaraku!" aku mencari alasan.
Wonwoo menghela napas.
"Tidak perlu ditutupi, aku tahu hubungan kalian seperti apa." entah kenapa atau hanya perasaanku saja? ada tersirat rasa sedih diwajahnya.
Aku tertawa kikuk "Memangnya hubungan kami seperti apa? Jangan bercanda." Aku masih terkekeh.
"Kita jarang bertemu akhir-akhir ini." Ia menatap kebawah. Aku mengerutkan dahiku tak mengerti, Wonwoo sangat aneh hari ini. "Kau banyak menghabiskan waktu dengan Mingyu kan?" Ia mengangkat kepalanya menatap kearahku.
Aku terdiam.
Kenapa ia terlihat seperti pacar yang sedang cemburu?
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan." Aku berkilah.
"Kau menyukainya?" ia bertanya lagi. Kali ini petanyaannya membuatku shock. Ia bertanya blak-blakan.
Aku terdiam sebentar.
"M-mana mungkin aku---"
"Kalian berdua saling mencintai, kan?" Lagi, pertanyaannya menohok hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL FIGHT
Teen Fiction"Dia tak akan menang dariku." Pria tinggi nan tampan yang dipuja-puji oleh siswi-siswi disekolah itu menampilkan senyum miring andalannya. "Aku tak akan kalah darinya." Seorang wanita sederhana yang terlihat kuat diluar, cuek dan pemberani itu juga...