Chapter 27

210 28 7
                                    

------

"Ji Han-ah! Cepat turun!!"

Aku mendengus gusar mendengar panggilan eomma. Lalu berjalan malas turun kebawah.

Eomma melihat penampilanku dari atas sampai kebawah. Setelah itu ia tersenyum puas.

"Sudah kubilang, baju itu sangat cocok untukmu. Anak tuan Kim pasti akan terpesona padamu. Kajja!"

Aku memutar kedua bola mataku. Lalu berjalan lagi dengan gontai.

Ngomong-ngomong, aku sudah tidak memakai gips ataupun tongkat ditubuhku. Karena sepertinya pemulihan tubuhku cepat. Jadi dokter bilang aku sudah boleh melepasnya.

Malam ini keluargaku akan makan malam bersama dengan keluarga Kim. Entah kenapa rasanya aku tidak siap untuk bertemu dengan Mingyu.

Jantungku berdegup kencang dan aku sedikit gugup.

Aneh.. Padahal ini bukan makan malam perjodohan anak masing-masing(?)

Tapi entah kenapa rasanya membuatku gugup.

Aku, eomma, dan appa segera memasuki mobil dan ayah membawa anak buahnya sebagai supir.

Tibalah kami dirumah megah yang sudah tidak asing lagi bagiku. Dulu hampir setiap hari aku kesini, dan rasanya untuk sekarang rumah ini terasa asing.

Keringat dingin bahkan mulai menyucur disela-sela poriku.

"Ya, kau terlihat gugup?" appaku memicingkan matanya kearahku seraya kami berjalan masuk ke rumah tuan Kim.

"Benarkah? Mungkin hanya perasaanmu saja." Jawabku berkilah sambil tersenyum yang mungkin sedikit terpaksa.

"Kau gugup bertemu anak tuan Kim, huh?" Tanya appa menggodaku.

"A-apa?? tentu saja tidak!" aku memalingkan mukaku kearah lain.

"Aigoo.. anak ku ini ternyata menyukai anak tuan Kim." ucapnya terkekeh.

APA?!

Yang benar saja!!

"Itu hal yang paling mustahil didunai ini appa." Aku memutar kedua bola mataku.

Setelah itu tuan Kim terlihat menyambut kami diruang depan. Senyum berkarisma nya membuatku terpesona sesaat. Wajahnya masih terlihat tampan meskipun sudah dimakan usia.

Oh lihat!! ada nyonya kim disana! God, ia seperti bidadari. Wajahnya awet muda meski kuyakin umurnya sudah kepala empat. Senyum keibuannya membuatku tenang seketika.

Tidak heran jika Mingyu memiliki wajah tampan karena diwariskan oleh kedua orang tuanya. Well.. aku tidak bisa memungkirinya.

Namun cerita Wonwoo mengenai Mingyu yang kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya terlintas dibenakku seketika.

Aku cepat-cepat menghilangkannya dari pikiranku.

"Senang rasanya kalian memenuhi undanganku." Ucap tuan Kim sambil memeluk appaku.

Mereka benar-benar seperti teman akrab.

"Kau memiliki anak yang cantik tuan Park." Puji nyonya Kim padaku lalu ia memelukku.

Aku hanya tersenyum manis kearahnya. Mencoba terlihat sopan. lalu dilanjuti dengan eommaku yang nyonya Kim peluk.

"Ya, sepertinya aku pernah melihatmu? Ah! bukannya kau yeojachingu-nya Mingyu?" Tuan Kim tersenyum lebar.

"Mwo??? A-ani ya. Aku hanya teman Mingyu. Kebetulan kemarin kami mengerjakan tugas bersama disini." Aku mencoba tersenyum lebar sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal.

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang