Chapter 26

197 28 5
                                    

-----

"Taeoh yang memaksaku untuk menemuimu, ia khawatir padamu. Jangan besar kepala."

Seolah ia dapat membaca pikiranku, Mingyu menjawab sambil bersidekap.

Aku cepat-cepat menghiraukannya dan fokusku kembali ke Taeoh.

Ia turun dari kasurku, lalu keluar pintu sebentar, ternyata ia mengambil sebuah bingkisan.

Lalu ia menaiku kasurku kembali.

Aku tersenyum senang kearahnya.

"Ini untukmu Ji Han." Ia tersenyum menampilkan lesung pipi nya.

"Wahh gomawo.." Aku mengecup pipinya gemas.

"Ji Han, apa lasanya sangat cakit?" Taeoh menyentuh perban dikepalaku pelan.

"Tentu saja, makanya kau jangan sampai seperti ku, ne?" Aku mengusap kepalanya lembut.

"Memangnya apa yang kau lakukan sampai bisa sepelti ini?" Ia bertanya dengan polosnya.

Aku terdiam sebentar, menatap kearah Mingyu.

Ia seolah tak peduli dengan kami, memainkan ponselnya dibangku ujung sana.

Ah ternyata ia sudah duduk.

"Aku terjatuh dari tangga." jawab ku asal diikuti kekehan kecil.

"Makanya kau halus belhati-hati saat menaiki tangga, Mingyu selalu mengatakannya pada Taeoh." Ucapnya menceramahiku sambil memakan coklat ditangannya.

"Ya, memang salahku." aku terkekeh kecil sambil terus mengusap kepalanya lembut dengan tanganku yang satunya yang tidak sakit.

Kami bercerita lagi cukup lama.

Hingga pandanganku kembali mengarah pada Mingyu, ternyata ia sedang memandangiku dengan Taeoh.

Ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya saat mata kami bertemu.

Mencoba untuk tak peduli, aku kembali memfokuskan perhatianku pada Taeoh.

Kami bercanda gurau kembali.

Tiba-tiba Taeoh minta turun dari kasur, namun saat akan turun, ia malah menginjak tanganku yang terkilir.

"Aarrghh"

Aku menjerit kesakitan.

Taeoh terkejut menatapku, tapi karena ia masih kecil, ia bingung harus melakukan apa selain meminta maaf padaku dan mengelus kecil tanganku yang ia injak.

Tapi tetap saja rasanya sangat sakit, aku terus meringis kesakitan.

Tiba-tiba Mingyu sudah disampingku dengan mukanya yang sedikit panik.

"A-apa benar-benar sakit?" Ucapnya dengan polos mengalahkan kepolosan Taeoh.

"Menurutmu?!" aku memicingkan mataku kearahnya.

Ia segera berlari keluar setelah itu. Memanggil suster mungkin.

Dalam hati rasanya aku ingin tertawa melihat tampang polos Mingyu. Wajah dinginnya menghilang seketika.

Setelah itu ia kembali bersama suster disampingnya, muka paniknya benar-benar terlihat sekarang.

Suster itu memeriksa tanganku sebentar, selagi suster memerikasiku, Mingyu mengajak Taeoh keluar dari ruanganku.

Kurasa Mingyu mengatakan sesuatu pada Taeoh, Karena aku masih bisa mendengar suara mereka dibalik pintu.

"Ya! lain kali kau harus berhati-hati, kau tidak lihat ia sangat kesakitan? bagaimana sakitnya bertambah parah dan tidak akan sembuh sampai kapanpun?!----" Dapat kudengar Mingyu sedikit membentak Taeoh, kurasa ia lupa ia berbicara dengan anak kecil.

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang