Chapter 11 - 1

213 27 6
                                    

-----

Hari ini merupakan hari yang sangat menakutkan untuk kami. Kalian pasti tahu kenapa.

Ya. Karena hari ini hari dimana squad-ku dan squad-nya Mingyu akan battle dance.

Hari ini kami masih bersiap-siap dirumah Jungkook. Seperti menyiapkan diri dengan merias wajah kami, kostum kami, dan yang lainnya.

Saat sedang sibuk-sibuknya menyiapkan diri, aku tidak melihat Hoshi sedari tadi.

"Ya, apa kalian tahu dimana Hoshi berada?" aku bertanya pada mereka semua yang terlihat sibuk mempersiapkan dirinya masing-masing.

"Entahlah, terakhir kali aku melihatnya dibalkon kamarku sedang menerima panggilan dari seseorang." Jungkook menjawabku dengan Tiffany yang sibuk merias wajahnya.

Setelah mendengar itu, aku langsung berlari kearah balkon kamarnya.

Dan benar saja, Hoshi berdiri membelakangiku menghadap kearah luar sana.

"Hosh-- Ya!! Kau merokok?" Aku langsung berdiri disampingnya, sedikit terkejut menatapnya.

Sebenarnya Hoshi memang sering merokok, sama halnya dengan Minghao dan Jungkook. Tapi akhir-akhir ini mereka sudah jarang melakukannya.

Aku mengerutkan keningku menatapnya.

Ia melihat kearahku. Lalu kembali menghisap rokoknya, dan menghembuskan asapnya keudara. membuatku yang berada disampingnya terbatuk.

Sungguh, ia terlihat sedang tidak baik-baik saja.

"Aku sudah lama tidak melakukannya." Ia menjawabku dan kembali melanjutkan hisapannya.

"Tidak. Pasti karena kau sedang banyak fikiran. Aku sudah mengenalmu lama Hoshi-ya." Aku memandangnya sendu entah karena apa.

Ia menatap kearahku dan tersenyum getir.

"Apa karena battle dance ini?" Aku kembali melanjutkan ucapanku.

Ia hanya diam saja dan terus menghisap rokoknya.

"Bukan hanya kau saja yang merasa terbebani akan ini semua, kami semua merasakannya kau tahu. Kita hanya perlu melakukannya bersama-sama dengan baik dan semuanya akan baik-baik saja, percayalah." Aku menguatkan dirinya sekaligus menguatkan diriku sendiri.

"Sebenarnya bukan itu yang menjadi hal utama yang membebani fikiranku." Ia memandang kosong kearah depan. "Tapi, itu juga termasuk."

"Lalu apa? kau bisa mengatakannya padaku."

Ia menatap kearahku ragu, lalu aku menaikan alisku meyakinkannya untuk bercerita padaku.

Ia menghembuskan nafasnya. Kesedihan terpancar jelas dari wajahnya kali ini.

Aku mengerutkan dahiku menatapnya penasaran.

"Sebenarnya.... Aku baru saja mendapat panggilan dari adikku bahwa eommaku baru saja kecelakaan. Dan dia koma."

"Apa???!!" Aku menatapnya tak percaya. Lalu membekap mulutku sendiri.

Ia langsung menundukan kepalanya sedih. Kulihat ia mencoba menahan air matanya untuk jatuh.

"L-lalu bagaimana? Kenapa kau diam saja dan tidak memberitahu kami?? Seharusnya kau segera pergi menemui eommamu bodoh!!" Aku berteriak padanya diakhir kata.

Air mata sudah membanjiri pipinya.

"Lalu bagaimana dengan battle dance ini??!! Jika bukan karena battle bodoh ini, aku pasti akan langsung menemui eommaku."

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang