Chapter 21

192 28 11
                                    

------

Kaki panjang Ji Han melangkah mencari keberadaan seseorang ditengah dinginnya malam yang menusuk.

Sesekali yeoja itu mengeratkan Hoodie yang ia gunakan untuk mengurangi udara dingin yang masuk ke tubuhnya.

Ia celingak-celinguk menatap kesana kemari.

Mencari Wonwoo.

Ia berjalan kearah tenda Wonwoo, dan mendapati bahwa namja itu sedang berkumpul bersama Seventeen disamping tendanya.

Ada niatan untuk melangkah mundur begitu melihat Seventeen squad yang menatapnya aneh. Apalagi ia menangkap mata Mingyu yang terlihat dingin.

Namun Ji Han mengurungkan rasa takutnya dan kembali berjalan maju.

Ia berhenti dan berdiri tak jauh dari Seventeen squad, lalu menatap Wonwoo tepat dimatanya seolah ia berkata 'Aku ingin membicarakan sesuatu'.

Wonwoo terlihat mengerti atas apa yang disiratkan oleh Ji Han, karena ia mengangguk setelah itu dan mengangkat telapak tangannya kearah Ji Han seolah berkata 'tunggu sebentar'.

Setelah itu Ji Han pergi dari sana dan meninggalkan tanda tanya untuk yang lain.

Matanya dan mata Mingyu bertemu sebelum ia beranjak dari tempat.

Namja itu menatapnya tajam dan entah mengapa, ia merasakan tatapan lain dari matanya itu.

-------

"Ada apa?"

Suara dingin seseorang menyadarkan Ji Han yang duduk di bangku pinggir hutan sendirian.

Ia sudah dapat langsung menebak siapa pemilik suara tersebut.

"Kau pasti tahu apa yang ingin kukatakan padamu."

Wonwoo langsung menangkap apa yang dimaksud Ji Han. Pasti ini mengenai ia yang sudah salah menduga bahwa Mingyu ikut dalam rencana jahat yang dibuat oleh kekasihnya sendiri.

"Entahlah, aku sendiri juga bingung... aku kira Mingyu juga ikut membuat rencana itu."

Wonwoo duduk disamping Ji Han.

"Kau tahu, sepanjang jalan aku terus menduga-duga apa hal buruk yang akan dilakukannya padaku, dan aku terus berprasangka buruk padanya. Namun nyatanya ia Bahkan menolongku saat aku hampir jatuh kesungai." Ji Han menundukan kepalanya.

Wonwoo sedikit terkejut mendengar ucapannya.

"Benarkah? maafkan aku. Kukira ia masih Mingyu gila 'kemarin'. Ah mungkin masih, tapi entahlah untuk masalah saat ia menolongmu. Ia memang sulit ditebak." Wonwoo menghembuskan nafasnya.

"Ia juga terlihat mencurigakan saat itu, aku mendengar seperti ia juga ikut dalam membuat rencana itu. Tapi entahlah, mungkin memang aku yang salah mendengar."

Wonwoo sedikit menundukan kepalanya.

Ji Han hanya dapat tersenyum kecut. Ia sudah berprasangka buruk pada Mingyu, bahkan membuat lelaki keras kepala itu memilih jalan yang salah sendiri. Itu karenanya.

"Kau tahu Wonwoo-ya? Saat aku mencarinya kemarin malam, aku menemukannya sedang menangis berjongkok dibawah pohon seperti anak kecil. Dan ia berkata 'Eomma, aku takut gelap.' Rasanya ingin sekali aku menertawainy pada saat itu juga, namun entah kenapa, aku juga sedih melihatnya seperti itu."

Ji Han menundukan kepalanya.

"Ia memang sudah seperti itu sedari kecil, ia tak berubah." Wonwoo mengangkat kedua sudut bibirnya. "Waktu itu saat kami masih berumur 8 tahun, aku sedang didapur untuk membuat roti, dan Mingy sedang dikamar mandi buang air kecil, dan secara tiba-tiba listrik dirumah Mingyu padam. Ia langsung berlari menjerit keluar dari kamar mandi menemuiku dengan air pipisnya yang masih mengalir sehingga membuat air pipisnya menyebar kemana-mana. Itu benar-benar menjijikan dan hal yang masih sangat ku ingat sampai saat ini." Wonwoo terkekeh kecil.

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang