Chapter 7

211 24 0
                                    

------

Aku terus berlari dengan arah yang tak menentu sekuat tenagaku.

Sesekali aku melihat kebelakang, berharap Kim Mingyu tidak mengejarku lagi.

Namun ternyata ia masih saja terus berusaha mengejarku sendirian. Entahlah, aku tak memedulikan kemana perginya teman-temannya dan bodyguardnya yang biasanya selalu mengekorinya.

Yatuhan.... rasanya untuk kali ini saja, aku berharap bumi bisa menenggelamkanku.

Aku memutar kepalaku berfikir untuk bisa menyembunyikan diriku darinya.

Hingga mataku menangkap sebuah gang kecil, otakku langsung memberiku sinyal untuk masuk kedalamnya.

Aku memutar kepalaku kebelakang untuk melihat Mingyu, dan mendapati ia tak ada dibelakangku, kurasa ia tertinggal jauh dariku.

Aku langsung saja menarik tubuhku kearah gang tersebut, bersembunyi.

Aku mengintip sedikit kearah jalan yang akan dilaluinya dan mendapatinya sedang berhenti menatap sekitaran, mencariku tentu saja.

Ia mengatur nafasnya menopang tubuhnya dengan tangannya dilutut, dan membersihkan peluh yang membanjiri sekitaran wajahnya dibawah sinar matahari yang mengenainya langsung, membuatnya terlihat seperti errr.... entahlah.

Mungkin jika fansnya yang melihat langsung aksinya ini, mereka mungkin sudah menjerit kesetanan.

Tapi tentu saja tidak untukku, setelah mengetahui semua sifat buruknya.

Setelah itu, ia mengambil jalan dilorong disampingnya.

huuff....

Syukurlah.

Aku bisa bernafas lega.

Aku menyenderkan tubuhku kearah tembok dibelakangku, menenangkan tubuhku setelah berlarian barusan.

Hingga suara seseorang yang sudah mulai kuhapal akhir-akhir ini membuat tubuhku menegang kaku.

"Catch you".

Ia berbisik disampingku dengan jaraknya yang terbilang dekat denganku.

Yatuhan....

matilah aku.

Aku berniat untuk lari darinya, tapi ia menahan tubuhku.

Ia meletakkan tangannya disamping kepalaku, membuatku benar-benar terperangkap olehnya.

Ia menatapku dengan jarak kami yang sangat dekat, dan jangan lupakan seringaiannya itu.

"Mau lari lagi dariku, hm?"

Aku kesulitan menelan ludahku sendiri saat mendengar suaranya yang berat. Napasku tertahan.

"B-b-bagaimana k-kau---"

"Tentu saja aku bisa."

Mata kami saling bertatapan. Baru kali ini aku menatapnya sedekat ini. Aku memperhatikannya. Alisnya, matanya, hidungnya, dan Bibirnya....

Astaga... aku merutuki otak bodohku yang entah memikirkan apa disaat seperti ini.

Rasanya bibirku kelu untuk berbicara, dan entah kenapa atmosfer disini terasa sangat panas, membuat peluh membanjiri seluruh wajahku yang sudah entah terlihat seperti apa, berbeda dengannya yang masih saja terlihat... aisshhh....

Lagi-lagi aku memikirkan hal yang sudah diluar akal sehatku.

Aku membuang jauh-jauh pikiran bodohku itu. Kurasa terlalu lama berdekatan dengan seorang Kim Mingyu membuat otakku bergeser.

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang