Chapter 14

253 30 8
                                    

Tolong banget buat para silent readers.... cobalah belajar untuk menghargai karya orang. Anggap aja itu sebagai wujud apresiasi kalian cuma dengan cara ngevote ato comment, thx😊

-----

Aku masih saja memejamkan mataku diatas sofa, pusing. Tanpa menyadari balita itu yang ternyata sedang diam terpaku menatapku. Bahkan ia menghentikan aktifitasnya yang sedang bermain mobil-mobilan itu.

Akupun membuka mataku mencoba untuk menatapnya karena suara ocehan balita itu yang tak lagi terdengar.

Pandangan kami bertemu.

Aku terus menatapnya dengan ia yang juga terus menatapku lucu.

Aku mencoba untuk menggodanya dengan terus menatapnya.

Namun tiba-tiba suara tangis balita itu pecah. Akupun dibuat terkejut olehnya.

"huaaaa..."

Suara tangis balita itu memenuhi ruangan ini.

Akupun segera bangkit dari tempat duduk dengan cemas dan segera menghampirinya.

Saat tiba didekatnya, ia malah berlari menjauh dariku entah kemana.

Yatuhan, apa aku semenakutkan itu?

Aku segera bangkit menuju cermin yang ada dilemari mewah didepanku.

Aku menatap pantulan diriku. Hancur.

Rambut panjangku tergerai berantakan, muka kusutku, dan pakaianku yang sudah lumayan berantakan.

Aku meiringis kecil menatap pantunlanku. Aku segera mengambil kuncir rambut ditas, dan segera mengikat rambutku.

Setelah selesai, aku langsung berlari mencari anak itu.

Aku menemukannya didapur berdiri disamping kepala pelayan rumah ini. Ternyata ia sudah tidak menangis sekencang tadi, hanya suara sesegukan kecil yang terdengar.

Aku berjalan menghampirnya menyodorkan tanganku, berharap ia akan datang kepadaku.

"Hey, kemarilah...." Aku tersenyum kearahnya.

Namun ia malah menatapku tajam, dan mencoba untuk bersembunyi dibalik ahjussi yang sudah lumayan berumur itu.

Namun ia malah menatapku tajam, dan mencoba untuk bersembunyi dibalik ahjussi yang sudah lumayan berumur itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatapnya kecewa.

Ahjussi itu tertawa melihatku.

"Ia memang seperti ini saat bertemu dengan orang baru yang tidak dikenalnya nona." Ahjussi itu tersenyum ramah kearahku.

SCHOOL FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang