L&O [2]

111K 4.2K 67
                                    

Pagi hari yang indah, sinar mentari pun menyapa dan yang pertama kali dilihat Mila saat membuka mata adalah Kevin, ia merasa tubuhnya sangat hangat bukan karena sapaan mentari tapi karena pelukan Kevin yang begitu erat, gadis cantik itu tersenyum menatap wajah Kevin yang terlihat sangat tampan.

"Aku dan Kevin tidur di bawah selimut yang sama dalam keadaan naked dan Kevin terus memelukku? Haruskan aku senang?" Tanyanya dalam hati, ia tahu Kevin melakukan itu karena tidak ingin melihatnya mati kedinginan, dan sungguh lelaki tampan yang sekarang memeluknya bukan lelaki kurang ajar yang memanfaatkan keadaan.

Tapi tidak bisa dibohongi Mila merasakan gelenyar aneh menyengat tubuhnya, darahnya bahkan berdesir hebat dan aroma tubuh Kevin yang menenangkan membuat Mila sangat nyaman.

"Terima kasih sudah memelukku" Mila membelai wajah tampan Kevin, jari telunjuknya menyusuri rahang tegas Kevin, dimana rahang itu akan mengeras saat ia bertindak kejam dan menyiksa para wanita yang mengejar kevin, menempel pada Kevin seperti permen karet dan sungguh itu membuat Mila sangat kesal. "Aku mencintaimu Vin sungguh sangat mencintaimu, tidak bisakah kau melihat itu?" Mila menghela nafas panjang, tiba-tiba saja ia merasa sangat sesak. Dan detik itu juga Mila beringsut turun dari tempat tidur dalam keadaan polos karena ia yakin Kevin masih tidur jadi itu tidak akan menjadi masalah.

Mila masuk ke dalam kamar mandi dan gadis cantik itu langsung mandi dengan air hangat, ia merasa tubuhnya baik-baik saja dan ternyata tindakan Kevin benar-benar membuatnya jauh lebih baik.

Kevin membuka kelopak matanya begitu Mila sudah masuk ke dalam kamar mandi.

"Dasar gadis ceroboh" Kevin hampir saja menjerit tadi saat Mila turun dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi tanpa menutupi tubuhnya terlebih dulu.

Lelaki tampan itu tersenyum geli dan kalau di ingat, semalam ia begitu ketakutan karena Mila terus menggigil dan Kevin terus mengeratkan pelukannya bahkan ia juga melapisi selimutnya agar tubuh Mila cepat menghangat.

"Aku tidak tahu kenapa? Tapi aku sangat tidak suka dengan kecerobohanmu" Gumam Kevin, matanya menatap langit-langit kamar Mila dan tanpa sadar 30 menit berlalu Mila pun keluar dari kamar mandi.

Gadis cantik itu sudah terlihat sangat cantik dengan berbalut blus dan rok pencil dengan panjang yang hampir menutupi lutut tapi tidak terlalu ketat, membuat Mila terkesan sexy dan berkelas diwaktu yang bersamaan.

"Kau sudah bangun?" Tanya Mila santai.

Kevin mengerjap kaget dan menghembuskan nafas kasar. "Hm..." Jawabnya dengan sebuah gumaman, lelaki tampan itu seakan kehilangan kata, ia pikir Mila akan marah padanya atau mungkin berteriak histeris saat terbangun dari tidurnya, tapi ternyata semua yang ada didalam pikirannya sejak semalam salah besar. Bahkan ia juga harus melihat tubuh polos Mila saat Mila turun dari tempat tidur.

"Mandilah aku akan membuatkan sarapan untukmu, setelah itu kita berangkat bersama" Mila tersenyum manis pada Kevin dan untuk seorang gadis yang baru saja melewati malam dibawah satu selimut yang sama dengan seorang lelaki dan tanpa sehelai benangpun, ditambah lagi tubuh mereka menempel tanpa jarak, walau tidak melakukan apapun selain berpelukan, Mila terlihat terlalu santai dimata Kevin.

"Kau tidak marah?" Tanya Kevin akhirnya, lelaki tampan itu lebih memilih menanyakan pertanyaan yang berputar dikepalanya dibanding menyahuti ucapan Mila dan menuruti apa yang Mila katakan.

Mila menaikan sebelah alisnya, tangan kanannya menopang dipinggangnya yang ramping dan bibirnya berkedut geli saat tatapannya menangkap Kevin mengacak rambutnya dan terlihat gusar tapi itu justru semakin membuat Kevin terlihat sangat tampan.

"Kenapa aku harus marah, kau melakukan hal yang benar, karena kalau kau tidak melakukannya mungkin aku akan mati kedinginan" Jawab Mila lalu berjalan dengan sangat anggun dan mendekat ke Kevin, setelah sampai di depan Kevin, Mila menundukan tubuhnya kemudian menarik dagu Kevin hingga Kevin mendongak dan dengan cepat Mila mengecup bibir Kevin. "Terima kasih" Bisiknya tepat di depan bibir Kevin.

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang