Kevin dan Mila masih saling berpelukan hingga pagi datang, Mila juga sudah lebih bisa berlapang dada, ia melihat dari sudut pandang Lysta, dan disitu ia tahu, ia tidak boleh egois. Lysta hanya meminta dua hari pada Kevin, sedangkan dirinya meminta seumur hidup.
"Sayang"
"Hm..."
"Apa kau akan langsung ke rumah Lysta, mmm... Maksudku ke apartemen dia?" Tanya Mila.
Kevin mengecup dalam dahi Mila dan mengeratkan pelukannya. Sebenarnya ia juga tidak mau bersikap seperti ini, bukannya ia tidak tegas ataupun egois, justru ia akan sangat egois kalau tidak memenuhi keinginan Lysta. Setelah ia memanfaatkan Lysta untuk membuat Mila kembali, pantaskah ia menolak permintaan sederhana Lysta? Tidak bukan? Gadis itu juga sudah banyak terluka, dan Lysta hanya meminta dua hari setelah dua bulan lebih masa pesakitannya karena dimanfaatkan, jadi Kevin tidak mau membuat Lysta merasa menjadi tebu, yang habis dhisap manisnya lalu dibuang begitu saja.
"Ya sayang, tapi mungkin nanti siang, aku harus mengantar dia ke rumah sakit" Jawab Kevin.
Mila mengangguk dan jemarinya membelai dada bidang Kevin. "Aku harap dia baik-baik saja, walaupun aku tidak yakin kalau hatinya akan baik-baik saja" Mila menarik nafas panjang lalu menghembuskanya perlahan, rasanya begitu sesak. "Aku yakin ini tidak mudah untuknya, bisa saja dia bersikap egois dan bertahan di sampingmu, bukannya meminta dua hari darimu, setelah itu dia pergi" Ucap Mila, ia mendongak menatap Kevin.
Kevin mengecup bibir Mila. "Sudahlah jangan dipikirkan, lagipula kami tidak akan melakukan sesuatu yang membuatmu marah kecuali berciuman, maybe?" Kevin sedikit menggoda Mila, membuat Mila mendengus kesal.
"Kalau begitu aku juga akan berciuman dengan Bebeb Excel" Balas Mila.
Rahang Kevin mengeras dan tatapannya menyalang tajam menghunus tepat kedalam bola mata Mila. "Coba saja! Aku akan meniduri Lysta"
"VIN!!" Mila terduduk, dan kedua tangannya ia lipat di depan dada. "Katakan sekali lagi? Aku tidak akan segan-segan membunuh diriku sendiri" Ucap Mila kesal.
"Aku hanya bercanda sayang, dan jangan coba-coba melakukan hal konyol itu" Kevin menarik Mila kedalam pelukannya dan lelaki tampan itu mengecupi puncak kepala Mila.
"Aku tidak suka dengan candaanmu" Bisik Mila, ia membenamkan wajahnya didada bidang Kevin, hatinya bahkan remuk hanya karena membayangkan kebersamaan Kevin dengan Lysta, lalu apa kabar dengan hatinya kalau Kevin benar-benar meniduri Lysta?
"Aku tahu, maafkan aku" Kevin mengeratkan pelukannya. "Percayalah, hanya kau yang ingin aku sentuh, yang ingin aku miliki sepenuhnya, hanya kau, Mila. Satu-satunya gadis cantik yang menggetarkan hatiku, membuat jantungku berdetak dengan irama yang indah menurutku, dan hanya kau yang membuatku gila" Ucap Kevin, tangannya mengusap sayang punggung Mila.
Mungkin dua hari ini Mila akan berpikir yang tidak-tidak tentangnya, terlebih karena candaannya tadi, tapi ia tidak segila itu untuk membuat semuanya menjadi semakin rumit dan menghancurkan apa yang sudah diperjuangkannya.
"Kalau begitu berjanjilah jangan melakukan sesuatu yang membuatmu semakin terikat pada Lysta. Dia meminta dua hari darimu dan aku meminta seumur hidup darimu" Mila menatap dalam Kevin, mata teduh Kevin menyejukkan hatinya, ia juga melihat dengan jelas, tatapan Kevin berbinar penuh cinta padanya, dan ia hanya melihat itu saat Kevin menatapnya.
"Aku janji sayang" Ucap Kevin mantap, lalu melumat sekilas bibir Mila. "Tapi kau juga harus berjanji padaku" Lanjut Kevin.
Mila mengerutkan dahinya. "Apa?" Tanyanya bingung.
"Jangan pernah temui Marco. Dia sudah kembali ke Jakarta dan mungkin dia akan mendatangimu. Jadi aku minta dengan sangat jangan menemui dia, apalagi hanya sendirian" Kevin membelai wajah Mila dan ibu jarinya mengusap lembut bibir Mila. "Berjanjilah padaku" Pinta Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...