Setelah satu Minggu menghilang, dan kaki Mila pun sudah membaik. Kevin dan Mila akhirnya muncul di kantor dan itu membuat Michelle terkejut sekaligus senang, gadis cantik itu memeluk erat Mila seakan mereka sudah lama tidak bertemu.
"Jangan berlebihan Chelle"
"Terserah, tapi aku sangat mengkhawatirkanmu bodoh! Apalagi kau dan Kevin sama sekali tidak mengabariku" Ucap Michelle sambil mendelik garang pada Kevin dan hanya ditanggapi senyum miring oleh lelaki tampan itu.
"Tapi aku baik-baik saja Chelle dan Kevin juga menjagaku dengan baik"
"Kau dengar sendiri kan? Jadi jangan menatapku seakan aku baru saja menculik Mila dan menyembunyikannya" Sela Kevin, lelaki tampan itu sangat tidak nyaman dengan tatapan Michelle.
"Astaga, kau bilang apa tadi? Bukannya kau memang munculik Mila dan menyembunyikannya" Ucap Michelle sinis.
Kevin berdecak kesal. "Terserah apa katamu, tapi berani sekali kau bicara dengan sangat tidak sopan pada boss mu, apa kau lupa sekarang kita dimana?" Seringaian iblis terukir dibibir Kevin.
Michelle menghela nafas. "Disini kau menang, tapi diluar jangan harap" Tatapan Michelle begitu tajam, hingga akhirnya tatapan gadis itu beralih pada Mila.
"Sudahlah jangan berdebat lagi, lagipula tidak ada yang harus diperdebatkan" Mila tersenyum lembut pada sahabatnya kemudian memeluk Kevin, mengecup sekilas bibir Kevin sebelum akhirnya menarik lengan Michelle dan membawa Michelle keruangan mereka.
"Ya ampun Mila, tadi itu apa? Aku pasti salah lihat kan?" Michelle menggeleng tak percaya, ia memang sering melihat Mila mencium Kevin duluan, tapi yang tadi itu, Michelle merasa ada yang berbeda.
"Kau tidak salah lihat Michelleku sayang, dan bukannya kau juga sering melihatku memeluk bahkan mencium Kevin" Jawab Mila santai.
"Tapi yang tadi itu beda Mila, apa jangan-jangan kalian sudah jadian?" Michelle memicing tajam menatap Mila dan tatapan itu terlihat menuntut jawaban.
"Itu yang sangat aku harapkan Chelle, tapi sayangnya kami belum jadian" Mila menghela nafas panjang, paling tidak hubungannya dengan Kevin masih dalam keadaan baik, bahkan sangat baik, apalagi mereka banyak menghabiskan waktu bersama.
"Aku pikir sudah ada perkembangan yang jelas, tapi ya sudahlah, hanya saja aku harap kalau kau merasa sangat lelah, maka berhentilah sebelum hatimu semakin sakit dan hancur" Michelle memeluk Mila dan dalam pelukan Michelle, Mila tersenyum miris.
"Aku tahu, kau tenang saja, tapi walaupun lelah aku tidak akan menghilang dari hidupnya, mungkin setiap harinya aku akan merasakan sakit, tapi dari rasa sakitlah aku belajar untuk kuat, karena perasaan yang membuat hati berdenyut nyeri dan menusuk hingga sekarat itulah aku juga menyembuhkan lukaku, jadi aku tidak akan menghindar karena menghindar hanya akan membuat luka itu semakin lebar dan dalam, apalagi disaat kembali dipertemukan, maka luka itu kembali menganga bahkan rasanya akan lebih sakit, tidak peduli sudah Move On atau belum, rasanya tetap saja menyakitkan, dan cara terbaik untuk menyembuhkan luka adalah menghadapi orang yang membuatmu terluka dengan tegar, jangan tunjukkan kalau kau hancur karenanya, setelah kau bisa bersahabat dengan luka hatimu, maka kau bisa pergi dengan tenang tanpa harus takut sewaktu-waktu akan kembali lagi bertemu dengannya, waktu dan jarak mungkin akan sangat sukses untuk menyembuhkan luka hati, atau mungkin menyadarkan orang yang kita cintai, kalau kehadiran kita penting, tapi saat cinta itu sudah mengakar maka itu hanya akan lebih menyiksa diri sendiri. Itu kenapa aku tidak memilih cara menghindar walaupun nantinya aku lelah" Ucap Mila.
Michelle terdiam, tapi kemudian Michelle tersenyum dan mencubit gemas pipi Mila.
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...