L&O [28]

57.7K 2.7K 93
                                    

Kevin dan Lysta kini sedang menikmati kebersamaan mereka walaupun nyatanya Kevin terlihat sedang memikirkan sesuatu, dan tentu saja Lysta tahu apa yang dipikirkan Kevin. Kalau bukan Mila siapa lagi? Jadi Lysta juga tidak mau ambil pusing.

"Jadi, apakah kau akan tetap kembali ke London?" Pertanyaan Kevin membuat Lysta menatap lekat Kevin.

"Hm... Tapi mungkin aku akan berubah pikiran kalau kau memintaku untuk tetap tinggal" Jawab Lysta.

Kevin mencubit gemas kedua pipi Lysta, dan Lysta, gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Apa kau ingin aku menciummu?" Goda Kevin, lelaki tampan itu mengedipkan sebelah matanya, membuat Lysta mendengus kesal.

"Ish! Dasar menyebalkan" Lysta bangun dari duduknya, mereka baru saja selesai makan siang dan Kevin merangkul bahu Lysta.

"Jangan marah aku hanya menggodamu" Bisik Kevin, tapi Lysta hanya diam.

Gadis itu melangkahkan kakinya keruang tengah apartemennya dan Kevin, tentu saja mengikuti Lysta.

"Lysta jawab aku?" Desak Kevin, ia tidak tahan kalau hubungannya dengan Lysta juga ikut buruk, terlebih ia juga sedang sangat marah pada Mila.

"Tidak, aku tidak marah padamu, apalagi hanya karena kau menggodaku. Tapi sekarang aku merasa kau sedang sangat merindukan Mila, jadi lebih baik kau hubungi saja dia, dan jangan berpura-pura kau sedang baik-baik saja" Jawab Lysta.

Mereka berdua duduk berdampingan dan Lysta menggenggam tangan Kevin.

"Kau tahu, aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman"

Kevin tersenyum lembut dan meremas pelan telapak tangan Lysta yang menggenggam tangannya. "Aku tidak tahu kalau kau sangat memahamiku, tapi yang jelas, hari ini aku akan membuatmu tersenyum, jadi jangan pikirkan apapun" Ucap Kevin.

Detik itu juga Lysta memeluk erat Kevin dan menyandarkan kepalanya didada bidang Kevin, menghirup kuat aroma tubuh Kevin yang sudah pasti akan sangat dirindukannya. Kalau boleh egois, ia ingin bertahan, namun ia memendam keinginan itu, karena ia tahu, keinginannya hanya akan memperburuk keadaan dan akan membuat banyak orang sakit hati. Memaksakan kehendak hanya menciptakan akhir yang tragis dan Lysta tidak mau hal itu menimpa dirinya, Mila, Kevin dan juga Excel.

"Kau baru sadar? Astaga... Kemana saja kau selama ini Kevin Alexander Kenzie?" Nada cibiran terdegar jelas dalam ucapan Lysta dan Kevin mendengus kesal.

"Hei... Apa menurutmu aku sekejam itu?"

"Aku tidak mengatakan kau kejam, kau saja yang berpikir begitu" Lysta melonggarkan pelukannya dan menatap lekat Kevin, bibir gadis itu berkedut geli melihat wajah kesal Kevin.

"Hm... Terserah kau saja" Tukas Kevin, lelaki tampan itu sedang tidak ingin berdebat, karena sebenarnya ia sedang sangat pusing sekarang. Dan ternyata memikirkan Mila dan Marco membuat kepalanya hampir pecah.

"Ck! Jadi sekarang kau yang marah?" Lysta mengusap lembut pipi Kevin.

Mereka berdua saling menatap, tatapan yang begitu dalam, seakan mereka berdua sedang berbicara lewat tatapan mata.

"Aku tidak marah, aku hanya tidak mau merusak hari ini, jadi bisakah sekarang kita pergi berkencan?" Kevin mengedipkan sebelah matanya, membuat Lysta tersenyum geli dan mengangguk hingga akhirnya Lysta kembali memeluk Kevin.

☆☆☆

Michelle menghampiri Jack dan Gio begitu ia keluar dari kamar Mila, tapi sebelumnya Michelle masuk kedalam kamar tamu yang selama ini di tempatinya untuk mandi. Akan sangat tidak lucu kalau ia menemui kedua lelaki itu tanpa mandi. Oh ya ampun Jack pasti akan mencibirnya habis-habisan.

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang