L&O [30]

64.8K 2.7K 103
                                    

Seperti dikuliti hidup-hidup, Kevin merasakan seluruh tubuhnya sakit luar biasa, terutama hatinya. Gila! Apa yang ia dengar benar-benar menghancurkannya.

"Jadi itu maumu?" Kevin menatap tajam Mila, sorot matanya penuh dengan kilat kemarahan sekaligus luka yang mendalam, bahkan Kevin merasa kepalanya sudah berasap dan siap meledak. Ia marah, benar-benar sangat marah. "Baiklah, kalau begitu ikut denganku" Kevin terduduk dan turun dari tempat tidur lalu berdiri dan menarik Mila.

"Vin..." Bibir Mila bergetar.

Kevin tersenyum pahit. "CEPAT!! JANGAN MERENGEK DI DEPANKU DAN JANGAN BUANG WAKTU! KAU INGIN MENIKAH DENGAN MARCO BUKAN? MAKA AKU AKAN MEMENUHI KEINGINANMU" Teriak Kevin tak peduli reaksi Mila, ia bahkan mencengkram kuat pergelangan tangan Mila.

"Tunggu, Vin. Kita mau kemana?" Mila berusaha melepas cengkraman tangan Kevin dan akhirnya mereka berdua saling tarik menarik seperti adegan film india atau drama-drama kebanyakan.

"Tentu saja ke rumah Marco, kemana lagi?"

Tenaga Mila kalah telak dengan Kevin, tapi Mila belum menyerah dan berusaha menarik tangannya dari Kevin.

"Lepaskan, Vin. Ini sakit!!" Air mata Mila luruh begitu deras, suara tangisnya terdengar frustasi, meraung dan begitu menyayat hati.

"Kau yang meminta ini, Mila. Jadi jangan mengeluh" Kevin menggeram marah, emosinya sudah berada dilevel tertinggi. Tapi lelaki tampan itu masih berusaha menahan amarahnya agar ia tidak lebih kasar dari ini pada Mila. Gadis yang sangat dicintainya.

"Lepasss!!" Mila mengiba, merengek dengan tatapan dan ekspresi wajah yang begitu menyedihkan, lelehan air mata yang membasahi pipinya semakin deras. Dan pada akhirnya Kevin pun melepaskan cengkraman tangannya dari Mila.

"Sakit kan? Itu bahkan belum seberapa dibanding rasa sakit hatiku dan juga kekecewaanku karena keputusan bodohmu itu, Mila"

BUGH

Kepalan tangan Kevin mendarat didinding kamar Mila.

Mila membelalakan matanya, gadis cantik itu melihat dengan sangat jelas bagaimana hancur dan frustasinya Kevin saat ini. Bukan cuma itu, kemarahan Kevin juga begitu besar padanya.

"Kevin, apa yang kau lakukan?" Mila meraih tangan Kevin, tapi dengan cepat Kevin menepis tangan Mila.

"APA PEDULIMU, MILA? KAU SUDAH MENGHANCURKAN HATIKU, KEPERCAYAANKU DAN JUGA HIDUPKU!!" Teriak Kevin tak kenal ampun pada Mila yang terus menangis di depannya.

"Aku peduli, aku sangat peduli padamu, Vin"

"BOHONG!!"

PRANG!

Kevin kembali membuat tangannya terluka, dan cermin dikamar Mila pun hancur di tangan Kevin.

"KEVIN!!" Mila ketakutan sekaligus terluka melihat Kevin yang begitu hancur karena ucapannya.

"Ikut aku" Kevin menarik lengan Mila.

Mila menggeleng kuat. "Tidak, aku tidak mau"

"Kenapa, Hah? Bukankah kau sangat ingin menikah dengan Marco!!" Suara Kevin bergetar, sangat jelas, Kevin sedang menekan dalam-dalam amarahnya.

"Aku sangat mencintaimu, Vin. Percayalah padaku" Lirih Mila, gadis cantik itu memberanikan diri untuk memeluk Kevin dan ternyata Kevin hanya diam, tidak menolak ataupun membalas pelukannya, tapi paling tidak ini membuat Mila sedikit lega. "Jangan menyakiti dirimu sendiri, lagipula tadi aku hanya bercanda, kenapa kau menganggapnya serius?" Bisik Mila.

Kevin melemaskan bahunya yang sejak tadi sangat tegang. "Kau..." Kevin tidak tahu harus berkata apa, sungguh ini tidak lucu, tapi apa yang tadi Mila katakan, tidak bisa dibohongi membuatnya sangat lega. Luar biasa lega.

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang