Rahang Kevin mengeras, Kevin menatap Mila dengan tatapan membunuhnya, dalam hitungan detik lelaki tampan itu menurunkan Mila dari pangkuannya dan beranjak pergi begitu saja dengan darah yang menetes dari sela-sela jarinya.
Mila menatap sendu punggung Kevin yang mulai menjauh, ia tidak mengerti kenapa Kevin sangat marah, dan apa yang membuat Kevin marah, hingga tanpa sadar Kevin mencengkram gelas yang dipegangnya. Astaga ini benar-benar membuat Mila bingung.
"Ada apa dengan Kevin?"
Mila menyusul Kevin dan ternyata lelaki tampan itu masuk kedalam kamarnya, bahkan Kevin mengabaikan luka ditangannya dan duduk dengan santai ditepi tempat tidur.
"Vin" Panggil Mila, ia ikut duduk ditepi tempat tidur kemudian meraih tangan Kevin, tapi Kevin justru menepis tangannya. "Tanganmu terluka" Mila tidak habis pikir dengan sikap Kevin, tidak biasanya Kevin seperti ini. Apalagi tatapan Kevin sangat tajam dan ekspresi wajahnya begitu mengerikan.
"Tanganku tidak apa-apa, jangan pedulikan aku!" Ucap Kevin.
Mila menghela nafas dan dengan kesal ia menarik tangan Kevin lalu membersihkan telapak tangan Kevin yang penuh dengan darah.
"Bagaimana mungkin aku bisa tidak peduli padamu dan mengabaikanmu begitu saja?!" Mila menatap tajam Kevin, membuat lelaki tampan itu memalingkan wajahnya.
Dengan sabar Mila pun mengobati tangan Kevin kemudian membalut telapak tangan Kevin dengan perban.
"Apa sakit?" Tatapan Mila kini melembut.
Tapi bukan jawaban yang didapatkan Mila, Kevin hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaannya.
"Vin..." Melihat respon Kevin, Mila sangat khawatir, tidak bisakah Kevin mengomelinya saja, sungguh ini membuat Mila tidak tenang.
"Jangan temui dia lagi!!" Ucap Kevin akhirnya.
Mila mengerjapkan matanya, ia masih tidak mengerti.
Kevin menghela nafas panjang, lelaki tampan itu berusaha menekan emosinya dan ia tidak mau bersikap kasar pada Mila.
"Maksudmu?"
"Kau sangat tahu maksudku Mila" Kevin meraih tubuh Mila dan membawa Mila kedalam pelukannya.
Mila hanya diam, gadis cantik itu menyandarkan dagunya dibahu Kevin. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Kevin dan memejamkan kelopak matanya.
"Kau mendengarku kan?" Tanya Kevin.
Mila mengangguk. "Tapi kenapa?"
"Kau pura-pura tidak tahu atau memang benar-benar tidak tahu?" Terdengar sinis.
Mila membuka kelopak matanya, menatap lekat Kevin sambil menangkupkan kedua telapak tangannya dipipi Kevin, membingkai wajah Kevin lalu mengecup sekilas bibir Kevin.
"Aku tidak tahu dan aku tidak mengerti, yang aku tahu, aku ke Paris selain untuk menemui kedua orang tuaku, aku juga ingin menemuinya" Ungkap Mila jujur.
Darah Kevin mendidih panas, sepertinya Mila memang ingin membodohinya, baiklah terserah saja!
Kevin melepas pelukannya lalu berbaring memunggungi Mila, ia ingin tahu apa Mila akan tetap pergi atau menemaninya tidur, karena Kevin sama sekali tidak berniat menemani Mila menemui orang yang sangat ingin Mila temui.
"Sayang apa kau marah?" Mila mengusap lengan Kevin, tapi Kevin sama sekali tidak menyahutinya.
Gadis cantik itu menghela nafas panjang, ia sebenarnya sudah bisa menebak kalau Kevin sudah tahu awal Mula yang membuatnya berubah menjadi gadis yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomansaTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...