Pagi-pagi sekali akhirnya Kevin memutuskan untuk menemui Marco, dan sekarang disinilah ia berada, di depan unit apartemen Marco.
"Wow... Lihatlah siapa yang datang" Sambut Marco sinis.
Kevin mendesis tak suka dan rasanya ia sangat ingin menguliti Marco hidup-hidup. "Aku tidak punya banyak waktu, tapi selagi aku masih berbaik hati padamu, aku peringatkan jangan pernah muncul lagi di depan Mila" Ucap Kevin penuh dengan ketegasan sekaligus penekanan disetiap katanya dan itu membuat Marco menghela nafas.
"Bukan aku yang seharusnya kau peringatkan Vin, karena Mila sendirilah yang menemuiku"
"Dan seharusnya kau tidak mempengaruhinya lagi!!!" Sambar Kevin sengit.
Marco tertawa mengejek dan sungguh itu terlihat sangat memuakan, tapi Kevin mempunyai pengendalian diri yang cukup baik untuk menghadapi orang seperti Marco hingga bogem mentahnya belum mendarat diwajah lelaki itu.
"Mila hanya gadis polos, tapi dia mempunyai keinginan berlebihan, dan dari situ dia sangat mudah di pengaruhi, lagipula aku hanya menyemangati dia agar dia mendapatkan apa yang di inginkannya dengan cara apapun, mengingat dulu dia sangat sering di tindas, itu mempermudahku untuk menanamkan kebencian pada Mila hingga akhirnya Mila berubah menjadi gadis yang terkesan kejam. Tapi percayalah itu bukan hanya karena pengaruhku semata Vin, karena semua itu sudah ada didalam diri Mila, dia gadis yang ambisius dalam segala hal dan sangat mudah terobsesi pada sesuatu, disini aku hanya membuka cara berpikirnya agar dia tidak menjadi gadis yang lemah" Marco kembali tertawa, tapi kali ini lelaki itu tertawa renyah dan Kevin mengepalkan kedua tangannya.
"Kau benar-benar brengsek!!" Tatapan Kevin menajam, tapi Marco menanggapinya dengan santai.
"Aku memang brengsek, tapi apa itu salahku kalau nyatanya Mila mendengarkan ucapanku, mendengarkan semua nasehatku padanya dan apa aku salah kalau Mila juga mempercayaiku? Oh ayolah sepertinya kau lupa kalau aku ini sepupu tersayangnya" Ucap Marco tanpa memperdulikan raut wajah Kevin.
"Sepupu? Cih!" Kevin tersenyum sinis pada Marco, ia tahu betul hubungan sepupu seperti apa yang di maksud Marco. "Kau bukan sepupunya Marco!! Kau hanya orang asing dan karena itulah kau menghasut Mila, mempengaruhi Mila agar Mila menjadi bonekamu yang nantinya akan kau gunakan untuk mencapai keinginanmu, kau bahkan dengan tega memanfaatkan obsesi Mila demi kepentinganmu, karena disaat Mila sudah mendapatkan keinginanya, tak jarang akhirnya kaulah yang memilikinya, rumah yang dibeli Mila saat kuliah, pada akhirnya menjadi milikmu dan atas namamu" Kevin melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap remeh pada Marco. "Haruskah aku menyebutkan satu persatu, dan haruskah aku juga mengatakan alasan kenapa kau di asingkan ke Jerman?"
Seperti penjahat yang baru saja tertangkap basah, wajah Marco yang tadinya cerah kini berubah pias, dan bola mata lelaki itu bergerak gelisah.
"Bullshit!!" Makinya kesal.
Kevin tersenyum miring melihat ekspresi wajah Marco yang dimatanya sangat menggelikan. "Oh ya? Menurutku tidak, kau pikir aku bodoh, dan kau pikir aku akan membiarkan Mila kembali dalam pengaruhmu, tidak Marco!! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi lagi"
"Kau sangat percaya diri Vin, padahal nyatanya pengaruhku masih sangat kuat pada Mila, dia mendengarkan ucapanku, dan yang membuatku senang, dia juga menikmati ciumanku, ciuman liar dan panasku dan kami juga saling mencumbu, dia menikmati setiap sentuhanku Kevin Alexander Kenzie dan kupastikan saat kami kembali bertemu, aku akan membuatnya menyerahkan tubuhnya padaku karena dimatanya aku ini masih tetap sepupu tersayangnya"
BUGH!!!
Kepalan tangan Kevin akhirnya mendarat diwajah Marco dan membuat Marco meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...