"ALI"
Satu nama diucapkan dengan sangat kompak oleh Mila dan yang lainnya. Mereka bahkan tidak mengedipkan matanya, mulut merekapun menganga saking shocknya. Oh ya ampun bagaimana bisa Ali terlibat dengan Marco?
"Aku tidak salah lihat kan?" Mila terlebih dulu bersuara dan detik itu juga semua orang yang berada di dalam mobil menatap Mila.
"Tidak! Kecuali matamu memang bermasalah" Jawab Michelle.
Mila mendengus kesal dan memukul lengan Michelle. "Aku serius!"
"Aku juga serius, itu memang Ali" Michelle melotot kesal. "Kalau kau masih ragu, tanyakan saja pada Jack, aku rasa mataku tidak salah lihat dan aku yakin itu benar-benar Ali" Ucap Michelle, gadis itu sangat yakin pada penglihatannya, lagipula bukan hanya dirinya yang tadi menyebutkan nama Ali.
"Apa yang dikatakan Michelle benar, Non. Itu memang Ali" Timpal Jack membenarkan, lelaki itu menghembuskan nafas beratnya. "Sebenarnya, Den Kevin. Sudah lama mencurigai Ali"
"Tapi kenapa?" Tanya Mila cepat, dengan ekspresi wajah yang kelewat bingung.
"Nanti Non Mila akan tahu dengan sendirinya, sekarang lebih baik kita keluar dari mobil, karena orang-orang kita sudah memberi kode" Jawab Jack. Dan dengan terpaksa Mila menelan bulat-bulat rasa penasarannya.
☆☆☆
Kevin dan Gio yang sudah terikat, dimasukkan kedalam peti mati hitam pekat, dimana di bawahnya terdapat api pembakaran yang siap dinyalakan untuk membakar peti yang di dalamnya terdapat Kevin dan juga Gio.
"Astaga, mereka sungguh pengecut!" Lelaki tampan itu tersenyum sinis, ternyata cara seperti ini yang digunakan oleh Marco dan Ali yang baru saja menampakkan batang hidungnya.
"Biasa, Sir. Begitulah cara banci menghadapi pejantan tangguh seperti kita" Sahut Gio, lelaki itu tertawa, membuat Kevin yang ada di sebelahnya ikut tertawa.
"Kau benar, Gio. Seharusnya mereka berdandan layaknya perempuan"
"Benar sekali, Sir. Oh ya ampun mereka pasti sangat cantik, dan saya yakin, tangan saya akan semakin gatal ingin mematahkan leher mereka"
Kevin dan Gio terus saja berbicara hal konyol dan demi Neptunus telinga Marco sangat panas mendengarkan Kevin dan Gio, terlebih dua orang itu malah tertawa tanpa beban. Benar-benar menyebalkan.
"Sepertinya mereka memang tidak takut!" Gumam Marco.
"Kau tentunya tidak lupa siapa Kevin Alexander Kenzie jadi bagaimana mungkin hanya karena ini dia takut" Ali menghampiri Marco dan menepuk bahu Marco.
"Astaga, kau benar, dia memang tidak bisa ditebak dan aku benci hal itu, padahal aku ingin sedikit bersenang-senang dengannya" Marco menghela nafas dan memutar bola matanya malas. Sungguh ia kesal sendiri dengan tingkah Kevin dan Gio.
"Tunggulah sebentar lagi, karena permainan yang sebenarnya akan segera dimulai" Ali menyeringai dan Marco menyipitkan matanya.
☆☆☆
Mila, Michelle, Lysta, Excel dan Jack, kini sedang mengendap-ngendap mendekati rumah yang dijaga dengan sangat ketat, dan yang luar biasanya lagi, Mila-lah yang berada di urutan paling depan dan yang lainnya mengekor di belakang, lebih tepatnya Jack berada diposisi ekor dan Mila yang menjadi kepalanya. Benar-benar luar biasa bukan?
"Tunggu dulu, kalian ingin menjadikanku tumbal?" Mila akhirnya sadar dan menghentikan langkahnya, membuat Michelle yang ada di belakang Mila menubruk tubuh Mila seketika, begitupun dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...