Kevin melajukan mobilnya meninggalkan rumah Mila, lelaki tampan itu sangat murka, ia bahkan ingin melabrak Mila dan Excel, tapi ia tidak mau merendahkan dirinya di depan Mila, apalagi Excel. Kevin sepenuhnya sadar kalau ini bukan salah Mila, Mila berhak menerima ciuman siapapun karena Mila gadis yang bebas dan tidak terikat dengan siapapun. Tapi walau begitu hatinya tetap saja tidak rela.
"Setidaknya kita satu sama" Gumam Kevin, bibirnya mengukir sebuah senyuman, senyum miris lebih tepatnya. "Dan aku rasa keputusanku sudah benar" Lanjutnya.
Kevin merasakan nafasnya berat, ia tidak bisa menyangkal rasa sesak yang menghantam rongga dadanya begitu kuat, karena rasanya begitu menyakitkan. Hingga akhirnya Kevin menghentikan mobilnya disebuah taman, dimana taman itu penuh dengan kenangannya bersama Mila.
Tak lama Kevin pun keluar dari mobil, lelaki tampan itu terlihat berantakan, dengan lengan kemeja yang digulung sampai siku dan dasi yang terlihat longgar, ditambah lagi rambut yang acak-acakan membuatnya terlihat seperti lelaki yang sedang patah hati, tapi tetap terlihat tampan dan mempesona.
"Kev, sedang apa kau disini?" Suara lembut itu seketika menghentikan langkah Kevin dan Kevin menoleh keasal suara itu, Lysta, gadis itu tersenyum lembut pada Kevin dan menghampiri Kevin lalu tanpa segan memeluk Kevin.
"Kau sendiri sedang apa disini?" Bukannya menjawab, Kevin malah balik bertanya, membuat Lysta mendengus kesal.
Melepaskan pelukannya kemudian menarik Kevin hingga mereka berdua duduk dibangku taman.
"Hei... Harusnya sebelum balik bertanya, kau menjawab pertanyaanku lebih dulu!" Bibir Lysta mengerucut sebal, tapi tatapan gadis itu justru berbinar, terlihat jelas kalau gadis itu memang mencintai Kevin.
"Baiklah maaf, aku kesini karena aku tahu kau akan kesini" Jawab Kevin asal sambil mengusap puncak kepala Lysta.
Gadis itu tersenyum dan meraih tangan Kevin lalu menggenggamnya.
"Ck! Aku bukan anak kecil, dan aku tidak percaya alasanmu" Ucap Lysta.
Kevin tersenyum geli.
Lysta menyandarkan kepalanya dengan nyaman dibahu Kevin.
"Aku tahu kau sudah besar dan kau juga tumbuh menjadi gadis yang cantik"
Lysta menatap lekat Kevin, jemari mereka berdua saling bertaut. Sebenarnya Lysta tahu bagaimana perasaan Kevin padanya, tapi Lysta lebih memilih untuk tetap diam dan bersikap manja pada Kevin.
"Lalu apakah kau menyukai gadis cantik ini?" Tanyanya menggoda, Kevin terlihat berpikir, membuat Lysta menghela nafas. "Sudahlah tidak perlu dijawab" Ucapnya kesal, tapi walau begitu tatapan gadis cantik itu tidak lepas dari Kevin.
"Yakin?" Kevin balik menggoda Lysta, dan dengan cepat Lysta mengecup sekilas bibir Kevin.
"Diamlah, kau selalu saja balik menggodaku, dan sebagai hukumannya nanti malam kau harus datang kepesta Excel denganku" Lysta memaksa.
Kevin menghela nafas, sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sangat mencekam.
☆☆☆
Mila bersandar nyaman dibahu Excel, setelah Mila berhasil menguasai dirinya karena ciuman tiba-tiba Excel, Mila pun mengajak Excel masuk kedalam rumahnya dan keduanya terlibat obrolan yang membuat Mila tersenyum sekaligus jengkel.
"Kau bahkan tidak bilang padaku tentang kepulanganmu, lalu bagaimana mungkin sekarang kau memintaku untuk mendampingimu malam ini!" Protes Mila kesal, astaga bagaimana Mila tidak kesal, Excel baru saja mengatakan kalau nanti malam lelaki tampan itu akan mengadakan pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...