Mila menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, dengan cepat gadis cantik itu mengatasi debaran jantungnya yang membuatnya gugup seketika. "Ada apa Vin?" Tanyanya tenang, tapi sebenarnya tidak demikian, karena hatinya masih sakit mengingat ciuman Kevin dengan Lysta.
Kevin tak lantas menjawab, lelaki tampan itu menatap Michelle dan Michelle yang mengerti arti tatapan Kevin, mengangguk kemudian beranjak pergi meninggalkan Mila dengan Kevin.
"Kenapa kau malah meminta Michelle pergi?" Mila terlihat tidak suka, merasa jengkel dan marah! Tentu saja karena itulah yang dirasakan Mila saat ini.
"Kita harus bicara"
"Bicara saja"
"Apa kau marah?" Kevin mendekat ke Mila, menatap dalam Mila dan tangannya terulur mengusap sayang puncak kepala Mila. Ia tahu apa yang dirasakan Mila, tapi ia juga tidak bisa mengatakan apa yang ingin Mila dengar. Tidak sekarang tapi mungkin nanti, entahlah hanya Kevin dan Tuhan lah yang tahu.
"Apa aku berhak marah?" Bukan jawaban yang Kevin dapat, tapi pertanyaan balik yang membuatnya tertohok.
"Baiklah aku simpulkan kau marah"
"Tidak, kau salah!! Aku biasa saja dan lagi, aku hanya sahabatmu sama seperti Lysta, jadi untuk apa aku marah, tidak ada gunanya juga kan?"
"Kalau begitu terserah kau saja, tapi aku harap kau tidak berbuat hal kejam pada Lysta, dia gadis yang baik dan sangat lembut, dan tentunya kau juga tidak lupa kalau dia adalah sahabatmu"
"Justru karena dia gadis yang baik, lembut dan penuh kasih sayang, makanya aku sangat ingin menyakitinya dan aku sangat membencinya, aku bahkan tidak menemukan cela untuk menjatuhkannya di depan matamu, dia sosok yang sempurna, berbeda denganku, kejam dan arogan" Mila membatin.
Hatinya perih mendengar apa yang dikatakan Kevin, hatinya menjerit menyuarakan keluh kesahnya, tapi bibirnya berhianat, bibir ranumnya justru mengukir sebuah senyuman, senyum palsu lebih tepatnya dan senyum itu sarat akan kepedihan.
"Kau takut aku menyakitinya?" Tanya Mila miris.
Kevin menghela nafas, lelaki tampan itu merasa gusar tapi tatapannya tetap terkunci pada Mila. "Aku tahu kau Mila, aku tidak mau kau berbuat buruk pada Lysta seperti yang kau lakukan pada Chloe dan kau juga tahu aku akan melindunginya darimu, aku akan melindungi mereka"
Nafas Mila tercekat, ia merasa menjadi orang yang paling jahat disini, Kevin sudah menganggapnya sangat buruk, lelaki tampan itu bahkan tidak tahu kenapa ia melakukan semua itu, kenapa ia menjadi gadis kejam dan kenapa ia terlihat tidak tahu malu, memutus urat malunya hanya untuk cinta seorang Kevin Alexander Kenzie.
"Kau tidak tahu apapun tentangku Vin" Ucap Mila marah, gadis itu mendorong kasar dada bidang Kevin dan beranjak pergi meninggalkan Kevin diruangannya.
Mila merasakan dadanya sesak, ia sangat susah bernafas, matanya memerah tapi air matanya seakan tak mau menetes dan yang ada Mila menekan dada kirinya. Ia kesakitan sangat kesakitan, tapi hanya karena sikap buruknya semua orang mengira ia tidak punya hati dan tidak merasakan sakit hati, padahal itu salah, karena sebenarnya ia jauh lebih sakit.
"Aku butuh bernafas dengan baik" Lirihnya pilu. Mila berjalan gontai keluar dari gedung Zie Corporation dan ia butuh ketenangan, ia ingin sendiri untuk merasakan, meresapi dan menikmati rasa sakitnya.
☆☆☆
Kevin menyugar kasar rambutnya, ia tidak ingin mengucapkan itu, tapi kata-kata itu terlontar dengan sangat lancar dari mulut tajamnya. Dan sekarang ia menyesalinya, hanya saja ia juga tidak mau Mila menyakiti Lysta, dulu Mila pernah berniat menyakiti Lysta saat Mila tahu kalau Lysta juga mencintainya, tapi Kevin berhasil mencegah niat Mila, itu kenapa sekarang Kevin mewanti-wanti Mila agar Mila tidak bertindak semaunya dan menyakiti orang lain hanya untuk mencapai tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceTidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat mengerikan membuatku tidak mengerti akan dirinya, karena aku merasa itu bukan sepenuhnya Cinta, hamp...