L&O [25]

60.1K 2.8K 73
                                    

Bicara memang mudah, tapi pada kenyataannya semua tidak semudah apa yang dikatakan dan dibayangkan. Excel menatap Mila dengan penuh kerinduan dan kekhawatiran, lelaki itu sangat ingin merengkuh tubuh gadisnya. Namun tidak bisa.
Ya... Excel menganggap Mila sebagai gadisnya, tentunya hanya dalam hatinya. Karena lelaki itu tahu dari dulu tatapan penuh cinta Mila hanya tertuju pada Kevin, dan Mila tidak benar-benar melihatnya.

"Hai..." Sapanya dengan senyum terukir dibibirnya, Excel mendekat ke Mila dan mengusap sayang puncak kepala Mila.

"Hm... Aku tidak tahu kalau radarmu begitu kuat" Mila balas tersenyum pada Excel. Kalau Excel sadar sebenarnya itu sebuah sindiran dan apa yang Mila katakan tadi sangat sukses menarik perhatian Kevin hingga pelukannya dengan Lysta terlepas.

"Lalu?" Excel pura-pura bodoh dan tetap mempertahankan senyumnya.

"Hah... Sudahlah lagipula itu tidak penting" Mila menghela nafas, dan kepalanya tanpa sadar menoleh pada Kevin yang kini menatapnya tajam. Tapi Mila mengabaikannya, bukankah Kevin juga menikmati pelukan Lysta? Sedangkan ia hanya bicara dengan Excel, lalu dimana letak kesalahannya?

"Sebaiknya kita pulang" Suara Kevin terdengar berat, lelaki tampan itu berjalan berdampingan dengan Lysta yang kini tersenyum pada Mila.

Mila menggigit bibir bawahnya, sungguh ia tidak akan nyaman kalau sampai satu mobil dengan Kevin dan Lysta, ia tidak mau terlihat bodoh, walau bagaimanapun Lysta masih pacar Kevin dan sial!! Hal itu menampar telak kesadarannya.

"Aku ikut mobil Excel" Ucap Mila.

Langkah Kevin terhenti, rahang lelaki tampan itu mengeras dan bibirnya ditekan hingga garis lurus. Mila tahu Kevin marah, tapi Mila yang sekarang bukan Mila yang dulu tidak punya perasaan, bukan Mila yang hanya mementingkan perasaanya sendiri dan bukan Mila yang tidak memandang sahabatnya sama sekali.

Lysta... Mila peduli perasaan gadis itu, Mila hanya ingin Kevin menyelesaikan semuanya dulu dengan Lysta, dan Mila tahu sekarang Lysta sedang ingin bersama Kevin. Mila tidak bodoh untuk melihat itu dari sorot mata Lysta.

"Aku akan mengantarmu" Tatapan Kevin terfokus pada Mila dan membuat gadis yang ada di sampingnya tersenyum miris.

"Tidak terima kasih, kau antarkan saja Lysta pulang, aku yakin kalian pasti ingin berdua dan tentunya banyak hal yang ingin kalian bicarakan" Sial! Mila sangat ingin menampar mulutnya sendiri. Astaga hatinya bahkan berdenyut nyeri karena ulah mulutnya.

"Aku akan tetap mengantarmu" Tegas Kevin. Lelaki tampan itu terlihat sangat kesal karena Mila membantah ucapannya. "SEKARANG" Mata hitam legam Kevin semakin menatap tajam Mila, membuat Mila menghela nafas berat, dan dalam hati Mila mengumpat kesal pada Kevin.

"Aku tidak mau berdebat denganmu, Vin. Aku sungguh lelah dan aku ingin pulang, aku ingin istirahat, tolong mengertilah" Ucapan Mila terdengar lembut, namun sarat akan kekesalan didalamnya.

Mila tidak peduli semarah apa Kevin padanya, karena ia tidak mau melihat sesuatu yang tidak ingin ia lihat kalau sampai ia ikut mobil Kevin.

"Tenanglah, Vin. Aku akan mengantar Mila pulang dan Mila akan aman bersamaku" Ucap Excel menengahi, ia tidak tega melihat Mila terjebak diantara Kevin dan Lysta kalau Mila sampai ikut mobil Kevin, dan saat ini yang paling benar adalah ia berada dipihak Mila.

"Sudahlah ayo pulang" Tanpa menunggu persetujuan Kevin terlebih dulu, Mila langsung menarik tangan Excel melewati Kevin dan Lysta, kemudian masuk kedalam mobil Excel.

Kevin terdiam dan lelaki tampan itu merasa sesak nafas. Bahkan tangannya sangat gatal ingin menarik Mila keluar dari mobil Excel, tapi sialnya ia hanya diam hingga Excel membawa Mila pergi, dan mau tidak mau, dengan berat hati Kevin pun membiarkan Mila pulang bersama Excel.

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang