Semak semak

65.8K 6.7K 364
                                    

Hiks hiks *nangisdipojokantembok

Aku tak menyangka jika kalian suka akan cerita absurdku ini whehehehe, makasi banget buat vote and commentnya, untuk part ini targetnya masih sama kayak kmrin yes :v

Semoga part ini tidak absurd untuk kalian baca.

HAPPY READING GES.

^^

-Aliando-

"Lo kenapa dah Li? Daritadi senyum-senyum mulu sambil ngelihatin hape lo?" sontak aku mendongak dan melihat Baja berdiri dihadapanku dengan wajah penasarannya.

"Mau tahu aja lo." dengusku lalu kembali aku fokus pada iphone dan membalas chat dari Pirlly emm maksudku Prilly, aku selalu saja salah menyebut namanya.

Hari ini, tepatnya tadi pagi menjelang siang aku bertemu dengannya, dengan Pirlly maksudku, dia ternyata lebih cantik dan manis dari yang di foto, tentunya lebih imut. Awalnya aku memang familiar dengan wajahnya, tapi aku tidak menduga jika itu Pirlly, benar-benar sangat gemas saat dia memarahiku, hahahaha.

Ya, dia memarahiku karena aku tidak sengaja menabraknya dan membuat ponselnya jatuh. Bagaimana aku ada disekolahnya, itu karena aku diminta tolong oleh Baja untuk memberikan sebuah berkas kepada paman Baja selaku pemilik sekolah, tapi tak disangkanya aku malah bertemu Pirlly, untung saja Baja memintaku menemaninya ke Bandung untuk menjenguk Omanya yang sakit dan hari ini juga memang jadwalku sedang kosong jadi ya aku menyanggupinya.

Saat dia marah, rasanya tanganku ingin mencubit pipi chubbynya itu. Ternyata aslinya dia sangat amat menggemaskan, jika saja itu bukan disekolah sudah pasti aku akan menunjukkan jati diriku didepannya, dan seperti apa reaksinya ya? Hahaha.

Dia memintaku mengganti ponselnya, ya itu tidak masalah kemungkinan memang ponselnya rusak parah, karena setelah aku memeriksa ponselnya, ponselnya mati total.

Kesempatan aku meminta alamatnya, sekalian aku jadi tahu dimana dia tinggal kan, sehabis dia memberi alamat padaku aku langsung pergi karena harus buru-buru memberikan berkas kepada paman Baja.

Saat diperjalanan pulang kerumah Baja akhirnya aku membelikan sebuah iphone untuk Pirlly sebagai ganti rugi, tak tanggung-tanggung bahkan aku langsung mengisinya dengan nomor, dan juga aku memasukkan beberapa fotoku kedalam iphonenya dan foto itu semua aku yakin tidak ada satu pun penggemarku yang memilikinya. Aku juga membelikan sebuah boneka untuknya, semoga aja dia suka.

Saat itu aku juga berfikir bagaimana reaksi Pirlly jika tahu aku yang sudah menabraknya?

Setelah itu aku datang kerumahnya dan menitipkan iphone yang sudah ku bungkus dengan rapi kepada pembantunya, sepertinya pembantunya tidak menyadari kalau ada artis yang datang dan menitipkan barang padanya.

Lantas saat siang menjelang sore dan aku rasa Pirlly sudah pulang, aku pun mengiriminya pesan lewat Whatsapp dan ternyata dibalasnya, dia tidak percaya jika aku Ali, akhirnya aku sempatkan untuk menelfonnya agar dia yakin jika aku benar-benar Ali, dan saat itu juga aku sempat mengira dia benar-benar marah padaku karena saat aku menelfonnya dia cuma menjawab "Ha-Halo" setelah aku mengatakan yang sebenarnya jika aku yang menabraknya dia malah diam dan tidak menjawabku lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk mengirim pesan lewat Whatsapp dan sampai satu jam pesanku sama sekali belum dibalas.

Dan aku benar-benar menunggu balasan darinya, aku pikir aku mulai...

Menyukainya?

Tapi tidak mungkin, masak aku menyukai penggemarku sendiri? Tapi apa salahnya? Aku hanya menyukainya sebagai penggemarku yang lucu , tidak lebih dari itu, mungkin.

Prince Aliando SyariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang