Slow but sure

65.9K 6.1K 337
                                    

#1 in Fanfiction, yeaaayyy 👐👐👐👐

Cipok basyah readers.

Aliandra atau Manuandra?

Happy Reading yes

^^

-Prilly-

Aku kini berada di taman belakang tempatku tadi duduk menggalau dan kini aku malah bersama dengan orang ku galauin tadi, hahaha. Awalnya Ali benar-benar ingin membawaku jalan-jalan bahkan dia sudah siap dengan memegangi gaunku, sayangnya aku sedang malas jalan-jalan dan akhirnya aku meminta padanya untuk tetap disini saja dan berakhirlah kami ditaman belakang rumah.

Namun sekarang dia sedang melayani beberapa tamu undangan kakakku yang meminta foto dengannya, dengan ramah ia melayani semuanya, tidak ada raut kesal sedikit pun diwajahnya karena ia harus melayani orang-orang yang meminta foto dengannya. Salah satu alasan mengapa aku mengidolakannya, dia ramah, dan humble.

Aku tersenyum ketika My Prince Ali berjalan mendekat padaku, lantas ia duduk disebelahku lalu menatapku dengan serius.

"Ke-kenapa ngelihatin aku kayak gitu sih?" tanyaku dengan gugup, jantungku rasanya sejak tadi mau keluar tapi gak bisa-bisa.

"Gak apa-apa, aku cuma mau lihatin Princessnya Prince Ali aja," ungkapnya yang langsung membuat pipiku memerah.

Duh, tembak gue dong Li, gak sabar, Ayoooo!!

"Sekarang kamu tahu kan perasaan aku?" tanya Ali secara tiba-tiba membuatku tersentak dan menoleh padanya, wajahku semakin memerah saja, sialan.

Aku memutar mataku mencari jawaban apa yang tepat, aku malu sekali.

"Emm itu-itu em-"

"Sekarang aku pengen tahu perasaan kamu!" ujarnya yang malah membuatku menundukkan kepala dan menggigit bibir bawahku gemas ingin mengatakan jika aku sangat suka padanya, eh bukan suka tapi cinta.

"Aku-aku," aku menghentikan ucapanku, entahlah rasanya lidahku sangat kelu, jantungku berdetak tidak karuan dan mungkin segera akan meledak jika saja itu bisa terjadi.

"Aku?" Ali mengulang perkataanku, sepertinya dia benar-benar penasaran.

"Malu." ungkapku akhirnya.

Lantas ku dengar kekehan dari Ali, huh dia itu tidak peka apa? Masak aku harus bilang kalau aku juga memiliki perasaan yang sama? Lagipula harusnya dia sudah tahu tentang perasaanku, karena selama ini aku suka keceplosan dengan kefrontalanku.

Kemudian aku merasakan tepukan pelan dikepalaku, lantas Ali mendekatkan wajahnya pada wajahku.

"Jadi?" bisiknya pelan membuat degub jantungku semakin tidak karuan, bibirnya berada dekat dengan pipiku, hanya berjarak 2 cm.

Siapapun tolong dorong kepala Ali.

Aku menganggukkan kepalaku dengan pelan, "Iya pe-perasaanku sama seperti ka-kamu," lalu aku meliriknya dari ujung mataku dan berharap ada angin puting beliung yang bikin posisi Ali bergeser dan mencium pipiku.

Aduh!!!

Namun harapanku pupus seketika saat Ali malah kembali menegakkan tubuhnya ke posisi semula. Aku kemudian melemaskan tubuhku yang tadinya tegang, walaupun sedikit kecewa tapi setidaknya lebih baik begini daripada terjadi apa-apa dengan jantungku nantinya.

Aku menoleh padanya, pandangannya lurus kedepan, tak ada satu kata pun yang terucap dari mulutnya setelah aku mengungkapkan perasaanku padanya, tahu begini aku tidak akan mengungkapkannya bikin malu saja, padahal aku berharap setelah aku mengakuinya Ali akan menembakku dan menjadikan aku pacarnya, tapi nyatanya.

Prince Aliando SyariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang