Demi Ali.

43.7K 4.3K 352
                                    

Bila cinta takkan menunggu waktu, karena bagi cinta laura, gue itu cantik !! Titik.

Hastag #Cintaitucantik #Tapicantikangue #Candraitucantik#PacargoalsAliando
#Prillykembarangue #Mukaprillymiripgue #Bukanmukagueyangmiripprilly #ayyeeeee 😂

Prilly mirip Candra atau Prilly mirip dijjah yellow ?
(No mirip gue, gak duaduanya atau yang lainnya, harus Candra atau dijjah yellow jawabnya) 😂

Happy Reading Gaes (ala2 dodit)

^^

-Prilly-

Aku dan Ali duduk di taman belakang rumahku dan hanya berdua, semoga tidak ada orang ketiga diantara kami, karena yang ku tahu orang ketiga itu pasti setan.

"Li tahu gak?"

Ali menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari wajahku, karena perlakuannya itu sekarang pipiku tambah merah, padahal aku berniat memulai pembicaraan agar dia tidak lagi memandangi wajahku secara terus menerus seperti ini, kan aku jadi malluuwww hehehe.

"Ali ihhh udah ahh ngelihatin muka aku mulu, gak bosen apa?"

Ali menggeleng, "Kamu pernah ngerasain jatuh cinta berulang-ulang gak?" tanya Ali balik.

Aku terdiam, tidak menggeleng tidak juga mengangguk.

"Itu yang aku rasain saat ini, setiap lihat wajah kamu setiap aku di deket kamu, aku selalu jatuh cinta sama kamu, seakan aku baru pertama kali ketemu kamu, rasanya itu," Ali meraih tanganku dan membawa tanganku menyentuh dada kirinya.

Deg deg deg

Aku merasakannya, aku merasakan detak jantung Ali.

Ya Allah!!! Jantung gue ikut kumat.

"Ali gombal." aku menutup wajahku dengan rasa maluku, jantungku juga semakin tidak karuan.

Ali dengan lembut meraih tangan yang menutup wajahku dan menggenggamnya, aku menundukkan kepalaku enggan menatap Ali, aku benar-benar malu.

"Hey dengerin aku!" Ali meraih daguku membuatku mendongak secara perlahan.

"Aku gak pernah gombal, aku serius, kamu itu satu-satunya perempuan yang bisa membuat aku jatuh cinta berulang-ulang seperti ini, aku-"

Kring kring..

Ali menghentikan ucapannya ketika ponselku berdering. Aku mengecek siapa yang menelfonku dan mengganggu kesenangan dan kemesraanku bersama Ali saat ini.

"Siapa?" tanya Ali.

"Gak tahu nomor pribadi." jawabku ketika aku melihat layar ponselku dan tertera nomor pribadi.

"Angkat aja, siapa tahu penting." kata Ali.

"Hmm, tapi-"

"Udah gapapa."

Akhirnya dengan ragu aku sedikit menjauh dari Ali dan menjawab panggilan dari nomor pribadi itu.

"Halo..."

"Gue bisa bikin karier Ali hancur, gue bahkan bisa bikin Ali cacat seumur hidup dan membenci lo selamanya kalau lo gak mau nurut apa kata gue."

Aku sedikit terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan oleh orang yang menelfonku.

"Maksud lo apa? Ini siapa? Jangan beraninya lo ngancem gue, anceman lo itu sama sekali gak ngaruh buat gue."

"Hahahaha, okay sekarang lo lihat tepat di balik tembok rumah lo, pohon besar yang berada paling kiri."

Prince Aliando SyariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang