Part 10 - His thought

3.2K 232 2
                                    

"Kenapa kamu tidak ikut denganku?" Aldrich menemukan suaranya kembali setelah beberapa saat terdiam.

"Aku tidak ingin dan tidak akan merepotkanmu lagi Ald. Hutangku sudah begitu banyak."

"Tapi aku sama sekali tidak merasa direpotkan Ay. Aku hanya ingin kamu bahagia."

"Dan sekarang aku bahagia Ald. Serena benar-benar cocok untukmu." Ismaya menatap Aldrich dengan penuh senyuman tulus, "Aku senang kalau kamu senang."

Setelah berkata seperti itu, Ismaya sadar, kalau ia harus merelakan Aldrich berbahagia tanpa dirinya agar suatu saat ia juga dapat berbahagia. Seperti sahabatnya.

Aldrich memandang Ismaya sekarang. Pria itu sebenarnya selalu tahu bagaimana kesepiannya seorang Ismaya, apalagi setelah kepergiannya menuntut ilmu.

"Apa ini benar-benar keputusanmu?"

"Sungguh Ald. Aku tidak ingin lari dari hidupku. Hidupku adalah milikku. Aku yang seharusnya memegang kendali, bukan sebaliknya."

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku akan mencoba mencari pekerjaan lain. Ian itu benar-benar menyebalkan." Ismaya tersenyum mengingat segala suka duka selama ia bekerja di dapur Ian. Walaupun selama ini sebenarnya lebih banyak dukanya.

"Kalau memang keputusanmu seperti itu Ay, maka aku tidak dapat memaksamu berubah pikiran. Bukan begitu?"

"Kamu selalu tahu seperti apa aku." Ismaya tertawa, kini sudah benar-benar melepaskan egonya untuk Aldrich.

Sementara Aldrich hanya bisa tersenyum lemah.

"Asal kamu tahu pintu rumahku selalu terbuka untukmu Ay."

"Itu aku tahu."

"E-mail dan telepon aku setiap kamu butuh bicara."

"Iya cerewet. Sudah mau pergi masih saja berisik." Ismaya dan Aldrich tertawa bersamaan, menyadari kalau waktu bertatap muka mereka tidak akan lama lagi.

"Sekali lagi selamat Ald. You're a husband now!"

"Thanks Ay. Kamu jaga diri ya. Aku akan sangat merindukanmu."

"Me too, Ald. Me too."

***

Hari itu menjadi hari terakhir Ismaya bertemu dengan Aldrich, karena dua hari setelah hari pernikahannya Aldrich langsung memboyong Serena pindah ke negara yang sudah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa itu.

Ismaya kini sedang bersantai di sofa kesayangannya dengan laptop menyala dipangkuannya. Tangannya bergerak membuka e-mail yang ditujukan Aldrich untuknya.

From : aldrichgantengonfire@gmail.com

To : ismaya_hariani@gmail.com

Tebak aku sedang dimana!

Ismaya membuka attachment dari Aldrich. Sebuah gambar.

 Sebuah gambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang