What day is it? And in what month?
This clock never seemed so alive.
I can't keep up, and I can't back down.
I've been losing so much time.
'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do, nothing to lose.
And it's you and me and all the other people.
And I don't know why I can't keep my eyes off of you.
Why are the things that I want to say, Just aren't coming out right?
I'm tripping on words.
You got my head spinning, I don't know where to go from here.
'Cause it's you and me, and all of the people, with nothing to do, nothing to prove.
And it's you and me, and all other people.
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you.
Something about you now. That I can't quite figure out.
Everything she does is beautiful.
Everything she does is right.
'Cause it's you and me, and all of the people with nothing to do, nothing to lose.
And it's you and me and all of the people, and I don't know why, I can't keep my eyes off of you and me.
And all the other people with nothing to do, nothing to prove.
And it's you and me and all the other people, and I don't know why.
I can't keep my eyes off of you.
What day is it? And in what month?
This clock never seemed so alive.
Ian menyanyikan lagunya sambil menatap Ismaya tanpa jeda. Setiap liriknya, ia tujukan kepada gadis yang kini berhasil memiliki perhatiannya. Ah, bukan sekedar perhatiannya, tapi cintanya.
Setelah lagunya selesai, Ismaya menatap Ian dengan haru, merasa kalau sisi romantis Ian telah berhasil menyentuh hatinya. Kehangatan yang tercipta antara keduanya terpancar dari senyum lembut mereka masing-masing.
Kalau bukan karena tepuk tangan dan sorak-sorai pengunjung lain, Ian mungkin tidak akan berhenti menyanyikan lagu-lagu lainnya untuk Ismaya.
"Bagaimana? Kamu masih bilang aku tidak romantis?" kata Ian ketika ia sudah duduk kembali di kursinya.
Ismaya terkekeh pelan, penilaiannya telah keliru. "Aku tidak tahu kalau kamu bisa main gitar."
Kalimat Ismaya memunculkan senyum bangga pada wajah Ian, "Aku ini punya banyak bakat terpendam Ismaya."
"Benarkah? Apakah congkak adalah salah satunya?" Ismaya tersenyum, tangannya kini bergerak memecahkan lapisan caramel diatas crème brȗlée-nya.
"Sudah ada dalam darahku." Ian terkekeh.
"Bagaimana? Sudah kubilang kalau crème brȗlée disini adalah kualitas terbaik, bukan?"
Ismaya menatap crème brȗlée-nya yang benar-benar sempurna, "Ya. Gulanya terkaramelisasi dengan baik. Skill blow torches yang luar biasa."
Sambil berkata seperti itu, Ismaya teringat dengan kemampuannya sendiri menggunakan blow torch. Setiap kali ia membakar sesuatu dengan benda itu, hasilnya selalu tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life
RomantikHidup seorang wanita di umurnya yang sudah menginjak seperempat abad sejatinya penuh dengan kebahagiaan akan rencana-rencana masa depan untuk membuka lembaran baru. Tapi tampaknya kebahagiaan adalah satu kata besar bagi seorang Ismaya Hariani. Fakta...