Rasanya seperti ia ditelan oleh ombak dan tenggelam di dasar lautan yang gelap. Seperti ada badai yang memporak-porandakan seluruh isi hatinya. Tak ada lagi umpama yang dapat mewakili betapa rapuh perasaan yang ia miliki saat ini. Tangisan yang tak kunjung berhenti menjadi saksi betapa pilu hukum dunia yang ia terima, lantas haruskah ia menyalahkan Tuhan atas segala skenario yang begitu menyakitkan ini? atau hanya pasrah lalu berpura-pura jika semua baik-baik saja. Memikirkannya membuat kepala berdenyut, seluruh tubuh ikut merasakan sakit. Hyeri kehilangan harapan serta cinta pertamanya.
Ia tetap tak bergerak sedikit pun, ditambah isakan yang dikeluarkan begitu menyiksa hati siapa pun yang mendengarnya, bahkan Ibu, Ayah serta Suga yang melihatnya amat kebingungan. Hyeri tak sadar akan hal itu, ia hanya larut dalam kepiluan yang menerjang hati.
Ia terus mencari alasan dan bertanya, mengapa harus lelaki itu? Mengapa lelaki itu yang harus menjadi Kakak Tiri yang sangat diidamkannya? Orang yang kelak akan menjaga dan memberinya perlindungan. Namun, dia adalah orang yang salah, jelas Suga bukan orang yang tepat. Mana sudi lelaki itu melindunginya saat menatap mata Hyeri pun ia merasa jijik.
"Aigoo, Sayang, kau kenapa? Kenapa menangis seperti ini huh? Apa kau sakit? Apa yang terjadi, Nak?" ibunya memeluk erat Hyeri yang gemetaran, mencoba menenangkan putrinya yang tak berhenti menangis. Ia pun ikut terlihat berkaca-kaca, tapi sekuat tenaga tak menumpahkannya keluar.
"Min Yoongi!! Apa yang kau lakukan sebenarnya pada Hyeri? Lalu ada apa dengan wajah memarmu itu?" teriak Min Donghee kesal. Ia menumpahkan kesalahan pada putranya.
Suga tak menghiraukan sama sekali, mata pun hanya tertuju pada Hyeri. Namun, tanpa berkata apa pun ia meninggalkan kekacauan yang terjadi, semakin membuat ayahnya geram.
"Kya, Min Yoongi!! Kau mengabaikanku, huh? Jika kau datang ke sini tidak untuk menemuiku lalu untuk apa huh?" tanyanya dengan nada tinggi.
Suga terhenti, kemudian menoleh dengan malas. Si tua itu memang tidak akan mau mendengarkan penjelasan, tetapi ia juga muak jika terus saja dituduh dengan semena-mena.
"Aku datang ke sini karena aku terluka dan membutuhkan obatk! Lagi pula ini memang rumahku, lalu kenapa harus selalu kau yang menjadi alasan untukku kembali ke rumah sendiri? Dan lihatlah dengan apa yang kau lakukan, seenaknya sendiri mengutak atik kamarku menjadi kamar seorang perempuan. Memindahkan barang-barangku tanpa izin. Itu berarti kau mengusirku 'kan?"
"Bukan aku yang mengusirmu, tapi kau sendirilah orang yang meninggalkan rumah ini dan lebih memilih tinggal di hotel. Kau pun tidak sering menggunakan kamarmu dan hanya tinggal di rumah atap saja, kamar itu jadi kosong dan sia-sia. Jadi tak ada salahnya aku memberikannya pada putriku, kamarmu lebih besar daripada yang lainnya," jelas Min Donghee menolak tuduhan Suga.
Ayah dan anak itu kini tengah berseteru sengit, Hyeri sudah nampak lebih tenang dan dapat menghentikan sisa-sisa bulir air matanya. Namun, pemandangan di depannya itu sungguh tak terduga, bahkan ibunya saja hanya dapat berdiam diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
FanfictionLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...