BAB 14 "I'm going with u"

420 34 11
                                    


Jihee kini menangis, tersedu-sedu tak tertahankan. Hyeri hanya dapat menatap dengan linangan air mata yang kini ia coba hentikan lajunya. Tak tahu apa lagi yang harus dikatakan, melawan para pembuli tadi cukup membuatnya kehabisan tenaga. Bahkan kini kaki pun begitu lemas, gemetaran tak kunjung hilang.

"Kenapa kau semakin kecang menangis? Kesannya jadi aku yang membulimu sekarang, Jihee-ah."

"Mianhe, mianhe, mianhe ... jeongmal mianhe."

Jihee terus meminta maaf pada Hyeri, suaranya begitu kencang bagai berteriak. Alangkah menyesal dirinya, ia merasa malu sekali untuk berhadapan dengan Hyeri. Bahkan kini ia rela untuk bersujud di depan Hyeri, memohon pengampunan.

"Jihee-ah, apa yang kau lakukan? Ke-ke-kenapa kau bersujud di depanku? Jihee-ah cepat bangunlah, aku sudah memaafkanmu."

Hyeri berusaha membantu, tetapi Jihee tegas menggeleng.

"Aku, aku dari dulu tidak pernah mempunyai teman. Mereka selalu mengkhianatiku. Mereka hanya datang di saat membutuhkanku saja, setelah itu mereka membuangku lalu berpura-pura tak mengenalku. Bahkan mereka sengaja berbicara buruk di belakangku."

"Jihee-ah."

"Apa artinya memiliki teman jika sendirian lebih baik. Aku merasa terbiasa sendirian, aku pikir menutup diri dan tak mempercayai orang lain adalah pilihanku yang tepat. Karena ketika aku sendirian, aku tidak akan takut seseorang mengkhianatiku."

"Tapi, jika kau tak mempercayai pertemanan sejak awal, mengapa saat pertama kali aku pindah, saat orang-orang mulai membuliku, kau, kau yang pertama mengajakku berteman?"

Hyeri menatap Jihee lamat, kini air mata tak dapat ia bendu lagi.

"Aku tak bersungguh-sungguh saat itu."

Hyeri tertunduk, ia menangis pilu. Perasaannya begitu sakit, hatinya tak dapat lagi menahan perih. Ia pikir jika Jihee adalah orang yang baik, bagai seorang malaikat yang menyelamatkannya dari kesepian. Namun, mengetahui semua itu hanyalah kebohongan, apa yang harus ia lakukan saat ini? Perasaannya amat tulus pada Jihee, bahkan untuk merasa kecewa saja ia tak kuasa.

"Aku tahu aku menyakitimu. Aku membohongimu, Hyeri. Saat tahu ada orang baru datang dan semuanya menjadikanmu mangsa baru, aku senang. Aku, heh ... aku mentertawakanmu di belakang. Aku merasa lega."

Hyeri menggigit bibir bawahnya, ia tak sanggup untuk mendengarnya lebih lanjut.

"Kau adalah penggantiku, karena mereka semua membulimu. Aku berpikir jika kau yang menjadi sasaran mereka, maka aku akan menjadi aman. Aku terselamatkan. Tapi ... tapi kau berbeda, aku tak bisa membiarkanmu demikian tersiksa. Sesungguhnya, Hyeri ... aku yang memanfaatkanmu, sesungguhnya aku yang menusukmu dari belakang. Aku takut untuk dikhianati, tapi aku adalah orang yang seperti itu. Dan apa sekarang? Kau, kau berdiri di depanku, kau ... kau tetap memanggilku teman. Kau pikir aku sanggup menatapmu?"

Hyeri tertawa, ia tertawa terpingkal-pingkal. Ia merasa gila, kehidupan tak ada lelahnya mempermainkan. Lucu sekali, benar-benar bagai badut penghibur untuk dirinya sendiri. Rasanya ini semua lebih menyakitkan dibanding dengan semua olokan yang ia terima saat menjadi kekasih Taehyung. Rasanya lebih tersiska dibandingkan saat Taehyung terus menyuruhnya turun-naik tangga untuk mengantarkan makanan. Sulit, ia takut Yura seperti itu.

"Heh, aku tak bisa berkata apa pun lagi." Air mata Hyeri terus menetes. "Dikhianati, ini pertama kalinya," ujar Hyeri terdengar amat menyedihkan, suaranya parau.

Ia kemudian menengadah, menatap langit-langit putih. Hampa.

"Lalu saat kau tahu jika Suga adalah Kakak tiriku, ketika kau tahu jika aku dan Taehyung berpacaran, apa yang kau lakukan? Karena itu kau menghindariku, karena kau tahu mereka akan melindungiku, benarkan? Ahh, aku tidak tahu, aku bingung."

My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang