Paras memang tak selalu menunjukkan kepribadian seseorang, kita tak dapat menilai seseorang hanya dari rupanya saja. Secantik apa pun Jenny, tetapi tak dibenarkan untuknya bersikap begitu keji. Mengancam seseorang dengan tak segannya, menjatuhkan seseorang dengan begitu hinanya. Entahlah niatan apa yang sebenarnya ia kejar, mengapa setelah ia memiliki segalanya ia tetap merasa iri.
Hyeri masih mengikuti dari belakang ketika guru-guru memegangi tangan Yoojung dengan eratnya. Yoojung mengamuk kalap, ia pun merugi atas hubungannya bersama Jenny. Niat membantu malah kini ia yang dijatuhkan. Sedang dalangnya tengah memasang wajah polos tak berdosa, mengaku tak tahu menahu.
Dengan begitu tiba-tiba sekolah mengadakan sebuah pemeriksaan menyeluruh di semua gedung, Hyeri yang sejak tadi mengobrol dengan Yoojung pun tak tahu. Ternyata seluruh kelas telah digeledah. Sengaja berita ini tak diumumkan pihak sekolah, ini untuk mengurangi tindak kehati-hatian para siswa.
Dijebak atau memang kebenaran, entahlah Hyeri sulit untuk menerkanya. Walaupun Yoojung membrontak dan tidak mengaku atas barang yang ditemukan di tasnya, itu tidak dapat banyak membantu. Begitupula Jenny yang dengan mudahnya memberi usul agar dilakukan tes urine saja untuk membuktikan kebenarannya, namun sudah jelas jika itu memang kemauannya.
"Apa yang terjadi kenapa jadi begini?" ujar Jihee khawatir, ia menggenggam tangan Hyeri kuat.
"Kalian semua kembali belajar, jangan memikirkan yang tidak-tidak. Ingat kalian tengah diawasi." Ujar Park Heejin tegas.
"Kau tahu itu?"
"Huh?" Hyeri nampak kaget mendengar pertanyaan Jihee.
Apa yang harus ia lakukan? Diam saja begini? tapi kalaupun ingin membantu harus bagaimana? Jenny dapat menyingkirkan namanya sendiri dengan mudahnya dari permasalahan yang telah ia timbulkan, ia sungguh cerdik.
"Hey kenapa malah melamun?"
"Ah.. tidak apa-apa."
"Pasti kau sedang memikirkan Wangja ya?"
"Eh.. kenapa tiba-tiba?"
"Em.. Hyeri sungguh, aku takut untuk memberimu suatu penjelasan tapi sepertinya kau memang harus mendengarnya."
"Kau membuatku takut."
"Kenapa kau tidak pernah menyadari jika sebenarnya kau telah jatuh cinta pada Wangja? Kau sudah tahu atau memang pura-pura saja?"
"Aku sudah tahu, sejak lama. Tetapi hanya saja Taehyung yang tidak tahu."
Sempurna alis Jihee terangkat tinggi-tinggi. Hyeri hanya membalasnya dengan tersenyum.
"Aku harap kau akan segera menemukan titik cerah hubunganmu ya. Baik dengan Suga sunbaenim ataupun Wangja, aku akan selalu mendukungmu."
"Terimakasih."
"Kira-kira apa yang akan terjadi pada Yoojung? Jika dia terbukti dia akan masuk penjara?"
Lagi Hyeri hanya dapat menggeleng. Ia tak tahu jawabannya.
***
Hyeri ingin kembali ke rumah sakit dan memastikan keadaan Taehyung, namun lelaki itu tetap menolak. Semuanya sungguh mempersulitnya, mengapa ia harus menjadi seorang gadis yang lemah dan tak dapat berbuat apa-apa.
"Sedang apa kau berdiri di luar sana?"
Hyeri memang memiliki kebiasaan melamun, itu sebabnya ia bahkan tak sadar dengan kehadiran Suga yang menyambutnya di depan pintu rumahnya. Benar, Suga berada di depannya saat ini? Lelaki itu menyambutnya dan tak lagi menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
FanfictionLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...