Kicauan burung yang bernyanyi di pagi hari cukup kuat untuk membangunkan Hyeri dari tidur, lagi pula tidurnya memang tak nyenyak. Bagamana ia bisa tidur saat kejadian semalam begitu membuat suasana hati begitu gelisah. Bahkan ia tak sadar jika pintu kaca menuju balkon sama sekali tidak tertutup, pantas saja semalam ia kedinginan.
Hyeri kemudian beranjak dari tempat tidur untuk mengunjungi teras balkon dan menyapa sahabat cantiknya di sana. Semerkah senyuman tertanam di wajah, perasaan pun dalam sekejap menjadi begitu tenang saat melihat bunga-bunga cantik itu mekar dan menebarkan aroma yang begitu wangi. Sesaat ia terfokus pada satu bunga yang tumbuh mekar pagi ini, bahkan sisa embun pagi masih melekat di kelopak bunga yang berwarna ungu itu. Lavender. Hyeri beruntung memilikinya saat ini karena cukup sulit untuk merawat Lavender di negara tropis, sebab Lavender hanya tumbuh di negara seperti Eropa Selatan, Afrika dan India saja.
"Aku akan memetikmu dan membawamu ke sekolah, ok? maaf aku membutuhkan bantuan darimu. Kau tahukan akhir-akhir ini aku mengalami stress dan wangimu akan sangat membantu menenangkan. Jadi, hari ini aku bergantung padamu."
Hyeri segera mengambil peralatan kebun dan segera mengambil satu tangkai dari bunga Lavender. Setidaknya, bunga itu bermanfaat bukan hanya untuk tanaman hias saja. Sebelum bunga menjadi layu, jadi lebih bijaksana menggunakannya sebagai aroma teraphi untuknya yang sedang mengalami kegundahaan hati.
"Huahh, aromanya wangi sekali," puji Hyeri.
Terlihat layar ponsel Hyeri berkedip-kedip, ada satu pesan dari Jihee muncul dari notifikasi. Segera ia menyambar benda pipih itu yang terletak di atas bangku.
From: Jihee
Hyeri kau pasti senang, aku dengar Wangja akan membolos hari ini. Yah, hari ini adalah kelas yang ia tidak suka. Jadi, jangan kabur lagi, ayo masuk dan temani aku. Hehe. Aku takut Jiyeon dan teman-temannya akan datang menggangguku.
Kembali senyum telukis dari bibirnya. Pesan singkat itu pun mampu membuat Hyeri lebih tenang, serupa aroma yang dikeluarkan oleh bunga Lavender.
"Aku rasa tidak semuanya buruk dalam hidupku. Yah, aku harap begitu."
***
Hyeri celangak-celinguk saat tiba di kelas. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, merasa aneh dengan keadaan kelas yang begitu sepi. Tak ada mata nyalang Jiyeon yang menatap sinis atau suara-suara kecil yang berbisik tengah menggosip. Apa yang tengah ia lewatkan hari ini?
Lalu Hyeri segera duduk, dengan buru-buru membuka tas model gendong itu dan mengeluarkan sebuah buku yang dapat menjawab rasa bingungnya.
Hyeri hanya terkekeh saat sadar jika hari ini jadwal kelas dilakukan di ruang seni, tentu saja tidak akan ada orang di sana. Hal itu pun membuat pikiran mulai berpikir nakal, mencoba mengahsut hati agar mau satu tujuan. Toh, ia memang malas untuk bertemu dengan orang banyak, terlebih ia masih memikirkan masalah yang ia hadapi saat ini.
Bagaimana cara untuk menghadapi perasaan yang tertinggal di hatinya?
Setelah mengarungi perdebatan sengit di antara nurani dan akal, Hyeri sepakat untuk tetap tinggal di kelas. Sejenak memejamkan mata dalam sepi dan hanya ditemani suara dentang waktu yang dikeluarkan dari jam dinding kelas.
"Heh, kenapa kau masih di sini anak baru? Kau membolos ya!" tuduh Jiyeon
Hyeri terkejut dan terbangun dari duduk saat mendengar suara perempuan yang amat dikenalnya itu berteriak.
"Ahh, kenapa mereka muncul lagi," batin Hyeri kesal.
"Tentu saja dia membolos, Jiyeon. Kau tahu kan sekarang adalah pelajaran Talent peeforming arts. Di mana kita akan menunjukan bakat yang kita miliki. Dia pasti takut dengan pelajaran ini." Jung Nara yang merupakan teman Jiyeon ikut memperkeruh suasana. Memojokan Hyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
Fiksi PenggemarLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...