2. Penangkapan Kasus Penyanderaan

66.9K 3.6K 74
                                    

Kinan memutar bola mata nya dengan jenuh. Dilemparkan begitu saja buku-buku yang sedari tadi ia pegang. Dirinya jenuh dengan keadaan. Setiap hari ia harus menyelesaikan tugas kelompok yang seakan menjadi tugas individu. Gadis itu menelungkupkan wajahnya diatas meja perpustakaan. Hembusan napas kasar sengaja ia keluarkan. Dirinya benar-benar merasa jenuh. Tidakkah temannya itu memikirkan bagaimana perasaannya ketika menjadi satu-satunya orang yang mengerjakan ini? Sedangkan yang lainnya tinggal menyuruh layaknya pemimpin.

Kinan sengaja memejamkan matanya selama sebentar. Mungkin jika.ia terpejam sesaat akan hilang segala masalah serta tugas-tugas nya itu. Sayangnya tidak dengan begitu. Dirinya tetap akan mengerjakan tugas itu seorang diri. Kinan sudah berusaha untuk memejamkan matanya namun sampai sekarang tidak juga terpejam. Dirinya kini benar-benar tidak karuan. Tidak peduli sekarang sudah sore atau tidak, yang jelas ia malas mengerjakan tugas ini ditambah harus membuat kesimpulan nantinya.

Kinan mengeluarkan telepon genggam yang ia simpan di tas sekolah nya yang berwarna abu-abu itu. Dilihatnya beberapa foto yang sengaja di unggah di sosial media. Teman satu kelompok nya tengah asik berkumpul di mall yang tidak jauh dengan sekolahnya. Mereka semua sengaja membohongi Kinan agar ia mengerjakan tugas itu seorang diri. Kinan tersenyum singkat. Dirinya memang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Terpikirkan olehnya untuk bergabung dengan mereka semua. Kinan memasukkan laptop serta buku-bukunya kedalam tas abu-abu tersebut. Tidak salahkah dengan dirinya ketika harus menyusul teman satu kelompoknya itu?

Kinan berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri lorong-lorong kelas yang nampaknya sudah terlihat sepi. Beberapa siswa juga tidak begitu banyak ketika saat jam pelajaran sekolah tengah berlangsung. Keadaan sekolahnya sudah terlihat sepi. Hanya tersisa beberapa siswa yang menjalankan kegiatan ekskul mereka di sekolah. Kinan mempercepat langkah kakinya untuk segera pergi ke mall dekat sekolahnya itu. Tidak begitu jauh, hanya sekitar 15 menit dari tempat dirinya berdiri saat ini.

"Pak, ke mall depan ya. Cepetan!"kata Kinan yang kini dirinya sudah berada di dalam sebuah taksi. Supir itu mengangguk dan siap untuk mengangkut dirinya menuju destinasi tujuannya itu.

Sepanjang perjalanan ia melihat segerombolan anggota khusus tengah berkumpul di sebuah cafe yang sudah diberi garis polisi. Kinan mengerutkan keningnya. Rasa penasarannya semakin besar membuat gadis itu kemudian dengan sengaja membuka jendela taksi yang ia kendarai. Dipandang nya dengan penasaran cafe itu untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Terkadang keingintahuan dirinya begitu besar.

"Mbak, mobil taksinya gak bisa masuk kesana saya harus diarahkan ke Selatan. Jadi tujuan mbak mau kemana? Turun di mall atau ke tujuan lain?"tanya supir taksi itu dengan ramah.

Kinan berpikir sejenak. Disisi lain awan mendung juga sudah berada diatas kepalanya. Namun ia juga masih penasaran dengan kejadian yang ia lihat di cafe yang tidak jauh dari sini. Terdengar helaan napas singkat dari gadis itu. "Saya turun disini, Pak. Ini uangnya. Makasih ya, pak."

Kinan menutup pintu taksi itu dengan pelan. Sembari menenteng tas abu-abu itu Kinan memasuki mall yang sudah terlihat sepi. Pikirannya seakan bertanya kepada dirinya sendiri. Bukankah tidak lebih dari tiga puluh menit yang lalu teman sekolahnya juga kemari hanya untuk berfoto saja? Lalu mengapa sekarang sudah terlihat sepi?

Kinan mengamati sekitarnya. Toko-toko yang berada di dalam mall itu masih buka. Lampu yang sengaja dipasang untuk penerangan di dalam mall itu juga masih menyala dengan terang. Mall itu belum tutup sepenuhnya. Jam buka mall yang ia datangi juga lebih malam jika harus tutup. Kinan menghilangkan segala pikiran negatifnya. Sekarang gadis itu melangkahkan kakinya untuk memasuki kedai kopi yang berada di dalam mall tersebut untuk bertemu dengan teman sekelompok nya mengerjakan tugas bersama.

Ok, CAPTAIN! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang