36. Apa Artinya Cinta?

27K 1.6K 19
                                    




Air mata gadis itu kembali menetes.

"Pamanmu sudah melakukan penyelamatan kepada Satria, Kinan. Jadi kamu tidak usah khawatir."ucap Ayu dengan dingin.

Kinan masih saja membalas tatapan Tante nya itu dengan dingin. "Bukankah dulu Paman seorang tentara? Kenapa Tante melarang Kinan untuk melanjutkan hubungan ini."

"Laksanakanlah perintah ini, Kinan."

Kinan menggeleng. "Kinan tidak mau."

Ayu menggenggam tangan Kinan dengan erat. "Demi kebaikan kita semua. Tante tidak ingin kamu semakin terancam. Tante akan berikan kamu waktu untuk bertemu Satria. Setelah itu kita akan pindah ke Los Angeles."

Air matanya kembali menetes. Nyawanya seakan meluap dibawa oleh hembusan angin lelah.

"Kinan ingin berada di Indonesia."

Ayu masih menggeleng. "Demi kebaikan kamu, Kinan. Disana akan ada Tante dan Raka yang menjaga kamu. Percayakan semua kepada Tante."

"Kinan ingin berada disini."

"Kamu masih bisa kembali lagi, Kinan. Tante akan mengizinkan kau kembali menemui Satria. Tapi kau ikut dengan Tante."

Kinan memeluk tubuh Ayu dengan erat. "Tolonglah..."

***




"Denyut jantungnya melemah. Peluru itu berhasil menembus organ dalamnya."

Silvia menyenderkan kepalanya di kusen rumah sakit. Air matanya menetes. Kini ia tersadar siapa yang Lelaki itu cintai.

"Kumohon bangunlah, Satria. Anggota pasukan khusus menantikan kau tersadar."ucap Silvia dengan lirih.

Silvia sudah berbicara dengan ayahnya agar membatalkan segala pertunangan yang tidak mungkin terjadi itu. Mungkin benar, ia tidak berjodoh dengan Satria yang bisa dikatakan adalah cinta pertama nya. Silvia kini hanya bisa menatap Satria dari luar ruangan.

Tidak begitu lama, suara langkah kaki menghampiri Silvia yang tengah terduduk sendirian. Terlihat Kinan yang datang bersama dengan Tante Ayu. Silvia langsung tersenyum hormat ketika melihatnya.

"Satria sudah ditangani?" Tanya Ayu dengan singkat.

Silvia mengangguk pelan. "Sudah, namun jatungnya melemah."

"Saya dan Kinan akan pergi meninggalkan Indonesia. Kami akan pergi ke Los Angeles. Surat kepindahan Kinan sudah diuruskan. Mungkin ia akan mengikuti ujian paket C."

Silvia tersenyum singkat. "Kinan adalah siswi yang pintar. Saya yakin ia bisa mengejar pelajaran yang belum diterangkan oleh guru. Kinan bisa melakukan itu semua."

Kinan tersenyum dengan pelan. "Makasih."

"Kami kemari untuk mengucapkan selamat tinggal dan perpisahan kepada Satria."kata Tante Ayu dengan ramah.

Silvia tersenyum ramah. "Silahkan, biar saya antar Kinan untuk bertemu dengan Satria."

Ayu menatap Kinan dengan singkat. "Kinan, waktumu hanya sebentar. Setelah itu kita akan segera ke bandara."

Sekarang yang Kinan butuhkan adalah alat untuk menghentikan waktu agar tidak beranjak pergi.

Kinan mengikuti langkah wanita yang pernah ia cemburui. Silvia sebenarnya sudah tau hubungan antara Kinan dan Satria. Hanya saja wanita itu sering kali menutupinya. Langkah Kinan terhenti ketika melihat seorang Lelaki yang tengah terbaring lemah di atas bangsal. Alat-alat rumah sakit membantu lelaki itu untuk bertahan hidup.

Ok, CAPTAIN! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang