26. Jatuh Hati Untuk Kesekian Kalinya

31.2K 1.7K 33
                                    

"Satria!"Panggil Kinan ketika melihat sesosok lelaki yang tengah menunggunya disana.

Lelaki itu kemudian menoleh dengan tersenyum. Keduanya saling melangkahkan kakinya agar bertemu. "Udah selesai ulangannya?" Tanya Satria yang terlebih dahulu.

Kinan mengangguk senang "Udah, kok. Satria temenku juga mau ikut bareng sama kita. Jalan pulang nya searah sama kita. Jadi boleh kan dia bareng?"

"Boleh dong. Mana temen kamu, Kinan?"jawab Satria yang kini menengok kearah lain.

Kinan mengeluarkan telepon miliknya. Tangannya mulai menari-nari mencari kontak nama Rani yang ia simpan. Kini gadis itu menekan tombol hijau agar pangilannya terhubung dengan Rani. Tidak ada jawaban.

Kinan berdecak singkat. "Kemana ya dia? Tadi dia nungguin aku disana tapi nggak ada sekarang. Padahal dia pengen banget ketemu sama kamu."

Satria menoleh kearah Kinan seakan tidak percaya. Temannya Kinan ingin bertemu dengan Satria. "Ketemu sama aku?"

"Jadi dia itu ikutin kamu di televisi. Dia suka nonton acara berita jadi pas lihat wajah kamu disana dia jatuh hati."

Satria menghembuskan nafasnya kasar. "Kamu nggak ada niatan untuk jodohin aku sama dia kan?"

Kinan terkekeh geli. "Ya nggak lah Satria. Kan kamu sendiri yang bilang kalau aku pacar kamu."

Satria tersenyum senang mendengar jawaban yang dilontarkan oleh gadis nya. Setiap kata yang Kinan keluarkan terutama yang berhubungan dengan dirinya ia merasa senang. Satria seakan menjadi pemilik hati gadis itu untuk saat ini. Terlebih lagi jika gadisnya itu mengenggam tangannya dengan erat. Rasanya jantungnya berdebaran lebih cepat dari biasanya.

Satria mengandeng tangan Kinan sedari tadi gadis itu melamun. "Kita tunggu di parkiran aja. Udah mulai gerimis."

Kinan mengangguk. Gadis itu melangkah ditengah senja yang akan berganti menjadi malam. Suasana sekolah juga sudah terlihat sepi. Hanya terdapat beberapa orang saja yang masih sibuk menyelesaikan tugas kelompoknya di sekolah. Kinan sesekali melirik Satria yang sedari tadi memandang pandangan kearah depan. Sesampainya diparkiran, Kinan berdiri di dekat mobil hitam yang biasa Satria kendarai.

"Itu dia Rani."tunjuk Kinan yang membuat Satria menoleh kearah lain.

Kinan kemudian menghampiri Rani yang sedang celingak-celinguk kebingungan. Mungkin Rani sedang mencari dirinya untuk pulang bersama. Kinan buru-buru mengajak Rani untuk pulang bersama dirinya.

"Satria, ini Rani temanku. Dia penggemar kamu." Ucap Kinan dengan tertawa.

Satria tersenyum hormat kearah Rani dengan singkat. "Kenalkan, saya Satria."ucapnya dengan singkat.

Rani berusaha menahan tawa nya. Baginya ini seakan mimpi bisa bertemu dengan Satria, pahlawan kemiliteran Negara yang ia cintai itu. Namun seketika saja Rani mengurungkan niatnya untuk pulang bersama. Rani tidak ingin menganggu Satria dengan Kinan yang jika dipikirkan waktu keduanya tidak sering bersama.

Rani berbisik ditelinga Kinan dengan pelan. "Gue balik duluan deh. Gajadi bareng."

Dahi Kinan berkerut. "Kenapa gak jadi?"

"Gue ada urusan sama Oki si ketua kelas gebetan gue."jawab Rani dengan berdusta.

"Kok buru-buru gitu sih. Katanya tadi mau bareng sama gue, lagian Satria juga udah setuju kalo dia mau anterin lo juga. Udah ikut aja."ucap Kinan dengan ceplas-ceplos.

Rani melayangkan senyuman kearah Satria yang seakan memperhatikan Kinan sedang berbisik kearahnya. "Gue pulang! Bodo."ucap Rani yang lalu pergi begitu saja.

Ok, CAPTAIN! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang