PART 12

3.5K 143 0
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaaa.....

Smoga suka
Dikelas ini semuanya punya kesibukan masing-masing karena guru yang mengajar sedang berhalangan, begitupala dengan keempat gadis ini

“eh ag gimana rasanya??” tanya via tiba-tiba, semuanya langsung menatap sahabat mereka itu, ngomong apa sih via, itulah pikiran mereka

“apaan sih??” tanya agni tak mengerti

“rasa apaan sih??” tanya shilla juga ikutan tak mengerti

“to the pont aja vi” kata ify cuek padahal aslinya penasaran juga sama apa yang dibilang sivia, sivia melongos mendengar jawaban teman-temannya

“first kiss lo itu ag, gimana rasanya??” tanya via tanpa dosa, agni langsung melotot mendengar perkataan sivia mengapa sivia tahu?? Oh iya dia lupa siviakan si genius huuuuuu dasar sivia ngomong seenak jidatnya aja. Shilla bahkan sampai menganga tak percaya agni kissing?? Oh god shilla tau sih dirinya memang sudah melakukan itu dengan banyak pria tapi tak melakukan hal-hal yang aneh kok. Diantara keempat cewek ini shillalah yang paling bebas pergaulannya tapi shilla tak pernah melewati batas sewajarnya. Sedangkan ify ukkkkhh dia rasanya pengen muntah mendengar pembicaraan ini, menjijikkan!! Pikirnya.

“via shut-up!!” kata agni berbisik, via langsung menutup mulutnya, baiklah dia tak akan bertanya lagi hahaha

“eh ag rasanya kayak gimana?” kini shilla yang bergantian bertanya, agni melongos mendengar pertanyaan shilla, sudah dia duga shilla pasti akan menggodainya habis-habissan

“yah tau deh... yang sering kissing sama cowok” ujar agni sambil memandang ke depan, shilla manyun pasti ungkapan itu untuk dirinya

“iihhh agni... guekan khilaf ngelakuin itu” kata shilla masih manyun, sivia mengangkat sebelah alisnya

“haaa!! Khilaf?? I Don’t Believe It! Lo itu NAFSU!!” kata sivia, shilla kemudian manyun lagi sedangkan agni malah ketawa

“dasar mesum nih temen gue” kata ify dalam hati dan segera beranjak dari tempatnya, sedangkan sahabat-sahabatnya masih saja membahas first kiss agni.

Ify terus melangkah tak sadar bahwa dia sudah duduk di sebuah bangku yang ify fikirkan adalah bisa menghindar dari pembahasan yang menjijikan itu. Orang disebelah ify sempat kaget tapi beberapa saat kemudian dia seolah tak peduli begitupun dengan ify dia lebih memilih duduk diam sambil memainkan hp dan memasang headsetnya.dan ify  tak ada niat sedikitpun untuk mengetahui siapa yang ada disebelahnya.

“eh yo lo mau disitu terus?” kata alvin, rio mendongakkan kepalanya dengan malas

“gimana bisa gue bergerak” kata rio sambil melirik cewek yang sedang duduk disampingnya, rio tahu cewek ini tak sadar sedang duduk dimana, alvin mengangguk kecil.

“eh fy gue tau lo suka sama rio” teriak gabriel ngk nyambung, ify sebenarnya mendengar gabriel tapi dia cuek saja lagipula dia sudah memberi harapan pada debo. Karena gabriel sebal dicuekin dia langsung berjalan kearah ify dan melepas headset ify dari telinganya, ify marah dia langsung berdiri menghadap gabriel

Ify menatap gabriel dengan tajam bahkan bisa dibilang tatapan ify ini sangat menakutkan bahkan gabriel saja yang melihatnya sudah merasa merinding, ify dan gabriel sudahn ditatap oleh seluruh siswa yang ada dikelas itu, bahkan semuanya takut melihat tatapan tajam ify itu

“guys.... perasaan gue ngk enak” kata agni, via dan shilla mengangguk, mereka bahkan sudah lama sekali tak melihat tatapan itu dari ify, itu sudah beberapa tahun lalu semenjak mereka berhenti berhenti di dunia menyeramkan itu. Ify mengepalkan tangannya kuat-kuat tatapan membunuh itu masih ada entah mengapa dia jadi sangat emosi begini, ntah apa yang membuatnya begitu tapi akan ada sesuatu yang buruk terjadi jika dia tak segera berhenti menatap gabriel dengan tatapan itu karena jika dia sudah menatap seperti itu, itu berarti dia sedang benar-benar marah. Gabriel sudah tampak memucat tapi sebagai lelaki dia harus berani, gabriel terus-terusan menatap ify walaupun menyeramkan, suasana seketika hening, rio mengeyitkan dahinya tak menyangka ify bisa melakukan tatapan seperti itu.

Masa-masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang