“Semoga berbahagia dan semoga hatiku juga begitu” kata Ify kemudian meninggalkan tempatnya tapi saat berbalik Ify langsung membeku saat dilihatnya pemuda itu
“Rio” ucap Ify kaget saat dilihatnya pemuda yang selalu ada dalam hatinya itu ada dibelakangnya menatapnya dengan pandangan entahlah
“Fika lo ngapain?” Tanya Rio datar, Ify menatap Rio meneliti raut wajahnya, kenapa Rio sedater itu padanya? Bukankah kemarin-kemarin tidak begitu tapi buru-buru Ify menyembunyikan keheranannya
“jenguk lo”jawab Ify singkat, Rio hanya mengangguk tampak tak peduli kemudian kembali menatap Ify datar
“yaudah gue pergi, temen-temen gue udah datang tuh” kata Rio kemudian segera meninggalkan Ify sendirian, Ify menatap Rio tak percaya, kenapa Rio tiba-tiba berubah seperti itu? Menatapnya dengan datar tidak menatapnya dengan sayang lagi seperti kemarin-kemarin, nada bicaranya yang terkesan dingin tidak seperti kemarin yang selalu hangat, Rio berubah itu yang Ify ketahui, apa karena Rio melepas Dea? Apa Rio tak rela melepas Dea? Apa Rio sudah….. mencintai Dea? Memikirkannya membuat kepala Ify pusing, Ify segera memutuskan untuk pergi daripada terus-menerus berada disekitar Rio.
*******
Rio berjalan dengan gontai kearah kamar rawatnya, menatap Fika tadi membuatnya harus sekuat tenaga untuk tidak memeluk gadis itu, gadis itu benar-benar memiliki wajah yang mirip dengan Ify membuatnya harus berdebat dengan logikanya bahwa itu bukan Ify, Rio sampai harus berpura-pura dingin didepan gadis itu dan entah mengapa membuat hatinya terasa sakit. Rio sampai didepan rungannya sambil memegang kenop pintu Rio menghela nafas setelahnya membuka pintu ruangannya, dilihatnya sahabat-sahabatnya sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Cakka yang tiduran di sofa, Alvin yang memainkan rubiknya, dan terakhir Gabriel yang sedang mengotak-atik I-Phonennya, Rio terus berjalan kearah tempat tidurnya tanpa memperdulikan sahabat-sahabatnya yng sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“kemana lo?” Tanya Alvin saat sadar Rio sudah ada diruangan ini, Rio hanya mengangkat bahu malas
“gimana hubungan lo sama Via?” Tanya Rio balik tanpa menjawab pertanyaan Alvin tadi, Alvin hanya berdecak kesal menatap Rio yang mengalihkan pembicaraan
“masih gitu aja, gue udah tau penyebab Via mutusin gue” kata Alvin lesu, Rio mengangkat alisnya pertanda ingin tahu penyebab Via memutuskan hubungannya dengan Alvin sedangkan Cakka dan Gabriel hanya mendengarkan percakapan 2 sahabatnya ini
“apa?” Tanya Rio, Alvin terlihat menghela nafas sejenak sebelum menjawab
“bokap nyuruh seseorang ngebunuh omnya Via dan bokap Via marah besar dan saat bokap via tau kalau via pacaran sama gue yang anak dari keluarga Xaverus, bokapnya via nyuruh via untuk mutusin gue dan akhirnya yah gini” jelas Alvin, Rio kemudian mengangguk mengerti
“kenapa ngk lo pertahanin, bukannya kalau lo cinta sama Via lo bakal pertahanin dia?” kata Rio, Alvin hanya terssenyum menanggapi perkataan Rio dalam otaknya sudah tersusun berbagai rencana untuk mendapatkan gadisnya itu kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa-masa SMA
Teen FictionMasa SMA atau Masa putih abu-abu yang harusnya penuh dengan canda, tawa, persahabatan dan kehangatan, tidak terjadi pada ke 4 remaja ini. Masa putih abu-abu mereka berbeda, terasa begitu dingin dan tak ada cinta. ...