Sequel (Part 15)

294 13 0
                                    


Alvin sedang menatap seorang gadis yang sedang berada di taman sekolah saat ini, gadis itu memejamkan mata menikmati lagu yang terputar lewat I-podnya, Alvin tersenyum sebentar menatap gadis itu, Alvin memang diam beberapa hari ini bukan karena tak ingin mempertahankan gadis itu, bukan karena dia tak mencintai gadis itu tapi Alvin hanya ingin Via tenang dulu, Alvin tahu betul Via tak bisa diajak bicara jika sedang emosi, Alvin sangat mencintai gadis itu. Alvin sempat shock saat mengetahui kejadian yang menimpa om Via, Alvin bahkan tidak menyangka hal itu bisa terjadi, harta telah membutakan keluarganya tapi Alvin tak ingin melepaskan gadis itu biarpun gadis itu melepasnya tapi Alvin tahu Via tak benar-benar ingin melakukannya, Alvin mencintai Via begitupun dengan Via. Beberapa hari ini Alvin tidak akur dengan keluarganya karena Alvin mempertahankan Via, bukan bermaksud menjadi anak durhaka atau memihak salah satunya tapi  Alvin cukup tahu keluarganya yang salah, keluarganya yang terlalu buta dengan harta sehingga harus mengorbankan kebahagiaan Alvin. Sekarang Via satu-satunya kebahagiaannya dan Alvin tak ingin melepas gadis itu, tak akan pernah. Alvin harus setiap hari mendengar kemarahan ibunya, harus sabar menghadapi ayahnya yang keras kepala yang menyuruhnya agar menjauhi kebahagiaannya, Alvin tentu melawan, Via berharga baginya dia tak ingin melepas sesuatu yang berharga untuknya, tentang data Via waktu itu, sumpah Alvin benar-benar tak tahu tentang itu, Alvin memang tahu passwordnya tapi Alvin tahu diri untuk tidak mengotak-atik data Via apalagi mencurinya. Tapi yang pasti Alvin tak akan pernah melepaskan Via walau gadis itu melepasnya


“lo selalu milik gue vi, selamanya” kata Alvin dalam hati, Alvin mendekati gadis itu perlahan-lahan mencoba tak membuat gadis itu terganggu tapi saat Alvin sudah ada di depan Via gadis itu tiba-tiba membuka matanya dan langsung menatapnya sinis, Via segera berdiri dan ingin cepat-cepat menjauh dari pemuda yang ada didepannya ini tapi baru 2 langkah Alvin langsung menarik tangan Via sehingga membuat Via berhenti mendadak, Via tak menoleh juga tak bersuara, gadis itu Cuma menatap kedepan dengan pandangan datar, Alvin menghela nafas melihat kelakuan Via, Alvin mengerti gadisnya ini Cuma salah paham


“bisa dengerin gue dulu?” pinta Alvin tapi Via hanya diam saja tak begitu niat untuk membalas pertanyaan Alvin


“apa lo mau hubungan kita menjadi seperti dulu yaitu saling benci?” Tanya Alvin lagi tapi gadis itu tetap tak bergeming dan tak juga berusaha melepaskan pegangan Alvin yang ada di tangannya


“lo mau kita gitu vi? Please via jangan siksa gue kayak gini, gue bisa jelasin semuanya sama lo” kata Alvin memohon, Via akhirnya bergerak juga, gadis itu menatap Alvin benci seolah tak peduli pada apa yang diucapkan pemuda tadi


“semuanya udah cukup untuk ngejelasinkan kenapa gue harus benci sama lo” kata Via dingin kemudian menyentakkan tangannya sehingga terlepas dari pegangan Alvin, Alvin menatap Via sedih, Alvin tak pernah selemah ini diddepan seorang gadis, Cuma Via yang mampu membuatnya begini.


“apa lo ngk mau denger penjelasan dari sisi gue vi? Apa Cuma segitu cinta lo ke gue?” Tanya Alvin dan skak Via tak mampu lagi untuk berbicara, Via tahu hatinya masih mencintai Alvin tapi Via tahu untuk tetap memilih mematuhi permintaan ayahnya, Via tak bisa membantah karena itu adalah ayahnya sendiri, Via senang bisa melihat Alvin, Via senang Alvin memegang tangannya lagi tapi Via takut untuk jadi anak yang durhaka, Via takut pada ayahnya. Tentang data Via itu, waktu itu Via Cuma emosi dia tahu pasti Alvin tak akan setega itu pada dirinya, Via sadar semua itu tapi ketakutan Via lebih besar.

Masa-masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang