Setelah kejadian di sekolah tadi sekarang, malam ini fika berjalan tak tentu arah. Sambil terus menundukkan kepalanya dan tentu saja sekarang dia sedang melamun, hingga akhirnya fika tersadar dan mendongakkan kepalanya.
“ngobatin sakit hati itu caranya gimana yah??” tanya fika lebih kedirinya sendiri, fika mengalihkan pandangannya ke sisi kirinya dan dia melihat tempat yang sangat ramai, perlahan fika berjalan mendekati tempat tersebut dan saat masuk fika dapat mendengar dentuman suara musik yang sangat keras, lampu yang berwarna-warni yang terus berkerlap-kerlip sehingga membuat fika agak pusing, dan juga banyak sekali orang disini yang berjoget tak menentu dilantai dansa. Perlahan fika nekat tetap melanjutkan berjalan masuk dan hingga fika memutuskan duduk disalah satu meja yang kosong, entah mengapa hatinya menyuruh dirinya kesini, ke salah satu club terkenal di indonesia, fika sempat membaca papan nama club ini. Namanya Club Lucy. Fika merogoh kantong bajunya dan mengambil ponselnya, beberapa menit fika sibuk mengetikkan sesuatu di dalam ponselnya dan setelahnya gadis ini sibuk memandangi sekeliling club.
“hy” sapa seseorang, fika mengalihkan pandangannya dan mendapati dua orang yang sedang tersenyum pada dirinya
“hy juga” sapa fika balik, kedua orang itu duduk disamping fika sambil menggoyangkan sedikit badannya mengikuti irama musik yang diputar oleh seorang DJ
“gue lia dan ini temen gue kay” kata seorang gadis dengan rambutnya yang panjang dan kulit yang putih bersih, fika menatap 2 gadis didepannya dan tersenyum ramah
“gue ify” kata fika yang memang sangaja memperkenalkan diri sebagai ify karena orang-orang sudah terlanjur memanggilnya ify, mengingat nama itu fika kembali sedih saat kejadian di kampus tadi, tanpa sadar fika menghela napas
“ify?? Sepertinya gue kenal nama itu” kata seorang gadis berambut panjang dengan warna sedikit agak merah yang diyakini fika namanya adalah kay. Fika memperhatikan kembali kedua gadis didepannya, pakaian mereka benar-benar seksi dengan tanktop dan rok yang juga sangat kecil sehingga kaki jenjang mereka terlihat seksi, jika fika adalah seorang lelaki, ia pasti langsung akan jatuh hati pada kedua gadis ini
“hmmm lo bukan Melyssa Raify Atmojo kan??” tanya lia sambil memicingkan mata kearah fika, fika terkekeh melihat kedua gadis didepannya
“ia lo mirip sama dia” tambah kay yang terlihat kaget, fika menggeleng-geleng kepala membantah setiap perkataan mereka
“bukan... bukan, gue Safika Kusuma” kata fika, kay dan lia kemudian mengangguk-angguk paham dan sedetik kemudian mereka berdua terbelalak kaget
“Kusuma??” ucap keduanya tak percaya, fika mengerutkan kening bingung melihat reaksi kay dan lia yang seperti itu
“aaaahh lo pasti sangat beruntung fika” kata kay histeris, fika mengerutkan keningnya lagi
“iya fik, lo bener-bener gadis yang beruntung” tambah lia tak kalah heboh
“emangnya kenapa??” tanya fika polos, lia dan kay kembali terlihat shok melihat reaksi fika
“ya ampun fika!! Siapa yang ngk kenal sama keluarga Kusuma?? Keluarga yang sangat kaya raya dengan anak yang super ganteng, itu loh si Riordan Mahardicka Kusuma” jelas lia dengan mata berseri-seri, fika yang mendengar nama rio hanya mencibir pelan
“dan sahabat-sahabatnya yang juga kaya raya itu” tambah kay sambil tersenyum penuh arti
“hmmm maksud lo gabriel, cakka sama alvin??” tanya fika ragu, kay dan lia mengangguk semangat
“dan kalau gue ngk salah sepertinya kalian ada sesuatu sama mereka” kata fika sambil mencondongkan tubuhnya kearah dua gadis didepannya yang sekarang tampak tegang
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa-masa SMA
Teen FictionMasa SMA atau Masa putih abu-abu yang harusnya penuh dengan canda, tawa, persahabatan dan kehangatan, tidak terjadi pada ke 4 remaja ini. Masa putih abu-abu mereka berbeda, terasa begitu dingin dan tak ada cinta. ...