Sequel (Part 17)

277 13 1
                                    

“guys sebaiknya kalian bersiap dan sekarang kita harus ngelindungin lift dan jangan banyak nanya, lakuin sekarang” kata agni cepat saat dilihatnya cakka ingin membuka suara, yang lain walaupun bingung dengan perkataan agni tapi mereka tetap menurutinya juga karena agni terlihat sangat serius. Merekapun segera berlari kearah lift dan membentengi lift tersebut


“bakal ada banyak orang berpakaian serba hitam yang akan nyerbu kita dan sebaiknya kalian cek pistol kalian apa pelurunya masih ada atau udah habis” kata agni, yang lain meski bingung tapi tetap melaksanakan perintah agni


“via lo punya alat peledak itu ngk?” Tanya shilla, Via mengangguk. Via memang paling suka membuat alat baru, beberapa tahun lalu saat dirinya kelas 1 SMA Via pernah membuat alat peledak tapi alat peledak ini mempunyai bentuk yang sangat kecil sehingga orang-orang tidak akan menyadari bahwa itu adalah alat peledak dan jika dilempar akan otomatis langsung melekat pada objek yang ingin dilempar.


“sini vi gue punya rencana” kata shilla, Via Cuma mengangguk kemudian mengambil alat itu didalam tasnya dan memeberikannya kepada shilla


“hati-hati shill makainya jangan kayka dulu lo main lempar aja” peringat agni, shilla hanya mencibir mendengar perkataan agni


“kalian mau apa sih” Tanya cakka yang sedaritadi memperhatikan ketiga gadis ini yang membicarakan sesuatu dan membuatnya semakin pusing dan tidak mengerti. Gabriel, Alvin dan rio Cuma bisa diam dan mengikuti instruksi dari ketiga gadis ini karena mereka yang lebih mengerti soal ini.


“diem aja cak, ntar kalau shilla lempar tuh alat kalian tutup telinga dan lindungin kepala kalian” kata Via, cakka Cuma bisa mengangguk saja


“bagi gue juga shill” minta agni, shilla kemudian memberikan 2 alat peledak kepada agni, Via juga sudah memegang 2 alat peledak yang siap ia lemparkan. Tiba-tiba datanglah segerombolan orang berbaju hitam dari arah kanan, kiri, dan depan jumlahnya jangan ditanya lagi, sangat banyak. Dengan cepat shilla, agni dan Via melempar alat itu dan alat itu langsung menempel pada beberapa orang. Cakka, rio Alvin dan gabriel sudah menutup telinga mereka. Alat itu berbunyi nyaring sehingga membuat beberapa penjahat berbaju hitam itu berhenti berlari dan terdiam bingung dengan bunyi itu dan tiba-tiba


DUUAAARRRRRRRRRRR


Terdengar bunyi ledakan yang cukup keras, efeknya membuat sebagian penjahat berbaju hitam tersebut tumbang seketika akibat ledakan itu dan membuat bangunan disekitar mereka menjadi rusak juga ledakan itu menyisakan api-api kecil diarea yang terkena bom tadi. Setlah mendengar ledakan tersebut CRAG, Via, agni dan shilla menyiapkan senjata mereka dan mulai menembaki orang-orang yang mendekati mereka, walaupun penjahat itu hanya memakan senjata berupa balok entah mereka bodoh atau apa karena tidak memakai senjata api tapi karena jumlah mereka yang sangat banyak dan masing-masing CRAG, Via, agni juga shilla hanya bisa memakai 2 pistol membuat ketujuh anak ini menjadi kewalahan harus menembak yang mana dulu. Ketujuh anak ini terus menembaki para penjahat itu tapi tiba-tiba saat ingin menembak lagi  peluru mereka sudah habis


“shiiitt pelurunya habis, kita ngk ada waktu untuk ngisi pelurunya mereka udah makin dekat” umpat rio kesal, yang lain jadi panik sendiri hingga tiba-tiba ponsel agni bordering lagi, agnipun segera mengangkatnya

Masa-masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang