FN~28

30.6K 1.4K 23
                                    

Lian sedang menatap malas guru didepan kelasnya, dia merasa bosan saat mendengarkan celotehan guru yang tak ada habisnya, sebenarnya dia ingin saja melompat ke atas meja dan berjoget dangdut ria dan bernyanyi namun apalah daya saat mengetahui kalo dirinya ini sedang menjadi nerd.

Ingin sekali dia membuat papan tulis itu hilang, buku buku hilang dan semuanya hilang termasuk guru guru menyebalkan ini. Setiap hari membawa rotan, sampai sampai lian gereget ingin berkomentar 'promosi rotan ya bu!!' Ingin sekali!!

Tapi, dia hanya diam di kelas sambil sesekali menatap ke papan tulis itu malas sekali, pandangannya menatap bukunya yang masih kosong melompong, hanya ada coretan kecil yaitu tulisan friend

Guru yang melihat lian tak fokus itu pun memanggil namanya.

"ALIANA ARELA!"panggil ibu guru menyebalkan a.k.a guru matematika yang bernama resti.

Lian yang terkejut langsung menegakkan kepalanya"iya bu!"

"Kerjakan soal didepan dengan jalan yang tadi ibu jelaskan!"perintah bu resti tak bisa dibantah, sambil menatap tajam lian.

Mampus.

Dengan langkah gontai lian menuju kedepan kelas, lebih tepatnya papan tulis didepan kelas. Dia melihat soal apa yang ibu itu berikan, dan melihat contoh yang ada di papan tulis sebelahnya, lalu tangannya meraih spidol dan mengerjakan soal yang ada di papan itu, tangan nya mulai menari nari di papan tulis itu dengan indahnya.

KRING...KRINGG

bunyi bel istirahat, membuat anak anak kelas XII. IPA 1 bersorak gembira layaknya konser band korea, lian yang ada didepan pun menghela nafas leganya, diapun terkikik geli saat melihat perkerjaan di papan tulis itu, baru ada soal, ditanya, dan diketahui, serta jawaban yang hanya berisikan sebuah rumus. Lian sebenarnya pintar, tapi dia tak ingin membuang buang ilmunya saat ini, biarlah semua ilmunya tumpah pada saat ujian kelulusan selesai, dia rela kalo ilmu nya itu hilang semua sampai dia jadi bodoh yang penting dia harus lulus SMA dan bebas, begitu katanya saat ditanyai anna--mamanya

"Li kantin yok"ajak desyira menepuk bahu lian yang sedari tadi melihat kearah papan tulis.

"Eh, ayok"jawab lian lalu mereka berdua berjalan kearah kantin.

Saat berjalan dikantin dia melihat 3 sahabat nya yang lain tengah melambaikan tangannya, desyira dan lian pun menghampiri mereka bertiga.

"Hai, udah lama?"tanya lian sambil duduk didepan eriany.

"Hai?? Sejak kapan lo nyapa kita dengan kata hai??"miliana bingung dan heran.

"Oi, hari ini lian lagi bahagia, ye gak li?"tanya desyira menaik turunkan alisnya dan meminta persetujuan lian, dan lian balas anggukan dan senyuman manis.

"Bahagia kenapa?"tanya finika sambil menyedot es jeruknya.

"Tadi kan gue........."mengalirkan cerita di kelas tadi, yang saat dia ingin mengerjakan soal eh udah bel.

"Hahaha lucky banget lo hari ini, perasaan gue bu resti paling nggak suka pelajarannya diganggu oleh bel, pasti di kantor guru ngomel ngomel"cerocos eriany panjang × lebar × tinggi.

"Oh ya ngomong ngomong tumben abang lo mau ngumpul sama mereka lagi, biasanya di kelas main hp"curiga miliana

"Ciee...tau banget. Suka ya?"lian menaik turunkan alisnya jahil, sedangkan miliana dia sudah siap melempar lian menggunakan garpu yang dia gunakan untuk memakan mie ayamnya.

****

"Ahkk, kenapa harus remidi coba!!"kesal agil sambil menjambak rambut yang sudah melebihi batasnya itu.

Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang