FN~56

21.6K 923 53
                                    

"Wats ap guys!"Sapa Lian dengan teriakan membahananya. Dirinya memasuki rumahnya bersama dengan Abang-abang yang menemaninya.

"Astaga Lian!"Anna yang mendengar teriakan Lian, segera memeluk anak gadisnya itu. Anna benar-benar khawatir dengan keadaan putrinya.

Lian hanya tersenyum, kemudian berkata."Ma, mama tau nggak hari ini Lian dapet experience baru?"Tanya Lian, Anna yang bingung pun melepaskan pelukannya dan menatap heran Lian.

"Experience apa?"Tanya Anna penasaran.

Lian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Liat abang lagi naked."jawabnya dengan wajah tanpa dosa.

Mendengar itu Anna melotot,"DILAN DILON!!"Anna memanggil Anak laki-lakinya. Berani-beraninya mereka memperlihatkan badan yang sama sekali nggak proposional itu! Apa mereka sudah gila!?

"Kenapa ma?"Dilan dan Dilon datang dengan makanan yang menghiasi tangan mereka, bisa dipastikan mereka langsung kedapur untuk makan sesuatu.

"Kalian ngajarin adek kalian yang nggak bener, hah!?"

Dilan dan Dilon yang tak mengerti pun melirik Lian. Saat ini gadis itu tengah tertawa ditahan, ketika melihat abang abangnya yang pasti kena omel.

Dilan mengerti maksud Anna apa, kemudian menjewer telinga Lian."Dilan nggak ngajarin mah, Lian aja yang ngadu domba! Orang nggak sengaja keliat kok, lagian salah sendiri langsung masuk kekamar mandi pas orang lagi mau pakek baju!"Gerutu Dilan dengan wajah kesalnya.

Lian yang tak terima dijewer pun, mencebikkan Bibirnya. Ia tau setinggi apapun dia, ia tak akan pernah berhasil menjewer telinga abangnya. Hanya Anna yang bisa walaupun ia lebih pendek dari anaknya. The Power Of emak-emak.

"Kenapa nggak dikunci Kamar mandinya!?"

Dilan menjawab,"Grandel pintunya rusak, mah! Itu kan bukan sepenuhnya salah Dilan!"Dilan membela dirinya, supaya tidak kena amuk Anna. Dari dulu Anna memang tak akan mengajarkan anak-anaknya tentang buka baju, naked, atau hal semacam itu. Karena belum waktunya

Lian membela dirinya, supaya tak terlihat bersalah karena membuat Dilan dimarahi."Lian kan rencananya mau mandi, biar seger. Tapi abang udah bikin mata Lian nggak suci!"

Rivano yang baru datang pun ikut nimbrung,"Hah, suci? Kalian ngomongin Awkarin? Kenapa dia? Kolab bareng younglex?"Seru Rivano tak nyambung.

Anna menabok pipi Rivano kesal,"Pikirin Awkarin mulu! Nih anak lo, liat abangnya naked!"

Rivano Yang tadinya kesakitan, ketika mendengar kata naked menjadi diam. Menatap anak-anaknya yang mulai ketakutan dengan raut wajah Rivano yang datar.

Rivano mulai bersuara,"Hemm..berhubung hari ini papa lagi seneng, papa ampuni kalian. Tapi kalau Dilan ataupun Dilon ngajarin atau ngeliatin yang nggak bener buat Lian. Siap-siap aja sama hukumannya."Ancam Rivano, dan air mukanya pun kembali berubah saat melihat Lian yang bernafas lega.

Rivano menghampiri Lian, dan menciumi Puncak kepala Lian sayang. "Papa khawatir tau! Jangan buat kami gelisah ya? Kamu tau kan, kalian setengah jiwa papa. Kalau kalian kenapa napa, nyawa papa kek mau dicabut dari jempol kaki."Rivano pun mulai Melawak. Membuat Lian tertawa renyah.

Papanya jika serius nyeremin, tapi kalau sekalinya ngelawak wajahnya ngademin. Suara tawa Rivano juga punya khas, membuat siapapun ingin mendengarnya.

"Em..pa, ma. Lian mau mandi ya, bau banget."Pamit Lian kepada Mama dan papanya. Setelah diangguki, Lian pun dengan kecepatan normal menaiki tangga untuk kekamarnya dan mandi.

Rivano, Anna menatap anak laki-lakinya bergantian."Pokoknya, kita nggak boleh lalai lagi. Mama punya firasat buruk, jadi kita harus sama-sama jaga Lian oke? Jangan terlalu dilarang, mama nggak mau dia ngambek."Ucap Anna diangguki Rivano dan anak laki-lakinya.

Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang