FN~52

19.3K 879 75
                                    

-Happy Reading-

Apa aku harus jadi copet dulu
Supaya kamu kejar?•

-FakeNerd-

"Mas Fadil!?"Teriak Finika ketika masuk kedalam ruangan kerjanya di perusahaan tersebut.

Fadil yang tengah membaca dokumen tersentak kaget saat mendengar suara Finika berteriak dengan tiba tiba, Sedikit pemberitahuan kalau Fadil ini Adik Mamanya yang dipercayai Finika untuk membantunya mengurus perusahaan, lebih tepatnya SEPENUHNYA  mengurus perusahaan ini karena Finika terbilang malas datang ke kantor, hanya sesekali saja dia datang. Itupun hanya menumpang makan dan santai santai.

"Kenapa bisa terjadi?"Tanya Finika dengan raut wajah cemas.

Mas Fadil melepaskan kacamata minus nya, lalu mengusap wajahnya lelah. "Mas juga gak tau, dari kemarin Sahabat-sahabat kamu pada ngajuin permintaan dan surat ancaman ke perusahaan kita."Ucap Fadil Dengan raut wajah lelahnya itu, Finika menatap Fadil tak percaya.

Fadil kembali melanjutkan perkataannya. "Dan lebih parahnya lagi, perusahaan mereka mencabut saham dari perusahaan kita serta perusahaan lain yang berkerja sama dengan kita. Sehingga terancam kebangkrutan besar, banyak karyawan yang mengajukan surat pengunduran diri karena takut tak digaji."Jelas Fadil seraya memberikan dokumen berisi pernyataan pernyataan ancaman dan surat surat lainnya.

Dengan sigap Finika mengambil dokumen dokumen itu, dan membolak balik dokumen itu dengan keadaan panik sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Nggak ini gak mungkin, mereka gak akan ngelakuin ini,"Ucapnya seraya menunjukkan Dokumen berisi tentang pengupayaan supaya perusahaan Finika dipastikan akan bangkrut.

"Sayangnya ini yang terjadi."Ucap Fadil menunduk.

Tubuh Finika bergetar saat itu juga, Kembali bertanya tanya didalam hati, apa yang terjadi?

Rezka yang berada didekatnya, mencoba membuat Finika tenang dengan mengelus pundak Finika supaya kuat dan menuntun Finika untuk duduk terlebih dahulu. Setelah duduk Rezka berkata, "Udah tenangin diri lo. Gue tau lo sekarang gak percaya sama apa yang lo alami sekarang, tapi percayalah ini bukan yang paling buruk diantara semuanya."Ucap Rezka kembali mengelus pundak Finika menenangkannya.

Finika hanya mengangguk, "Iya, tapi ada yang lebih buruk dari ini."

Rezka mengernyit heran. "Apa?"

"Lian dalam bahaya."

Rezka kaget, "Dalam bahaya gimana maksudnya?"

Finika kemudian menatap Rezka yang saat ini juga menatapnya, "Gue denger percakapan Theresa sama geng nya kalo dia mau bikin Lian celaka dengan buat Mobil Lian tabrakan, gue udah coba buat Nelpon dan SMS bahkan ngomong! Tapi gak ada satupun yang mau dengerin gue. "Lirih Finika memalingkan wajahnya dari Reska lalu menutup Wajahnya dengan kedua tangan.

"Gue gak tau lagi harus ngapain sekarang, gue...gue bener bener bingung ngadepinnya gimana."Suara Finika semakin memelan dan terdengar putus asa.

Rezka kembali berusaha menenangkan Finika,"Semuanya akan baik baik aja, jangan bingung ngadepinnya gimana ka. Gue disini dan gue akan selalu bantu lo gimanapun caranya nanti!"Ucap Rezka penuh tekad sambil menangkup keseluruhan wajah Finika sehingga dapat melihat wajahnya. Detak jantung Finika kembali berdisko saat jarak diantara mereka tak pernah sedekat ini, bahkan Finika bisa melihat betapa indahnya mata Rezka sekarang dan betapa dewasa nya Rezka sekarang.

Tiba tiba ponsel Rezka berdering, membuatnya berdecak sebal karena mengganggu waktu yang sangat indah dan jarang itu.

"Apasih njirr!?"

Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang