FN~58

17K 725 33
                                    

Pertandingan akan dimulai, semua pendukung dari masing masing tim sudah berada ditempat dan melakukan tugasnya. Disaat semua orang melakukan tugasnya, hanya Lian dan teman-temannya yang sangat santai seperti di tempat Spa, sambil mengomentari para pendukung milik CLEMENTINE.

"Anjir, muka tuh cewek udah kayak pabrik tepung. Dikerok dapet tuh!" Celetuk Eriany dengan terbahak-bahak.

Lian terkekeh kemudian menggeplak kepala Eriany, "Ntar Orangnya keselek, Er. kasian ibu-ibu rempong yang masih butuh tepung. Haha!" Seru Lian tertawa.

"Anak sape sih kalian? Anak orang kok digituin." Nasehat Miliana sok bijak.

Desyira ikut menimpali, "Iya, kasian dia." Desyira memasang wajah sok iba.

Tiba-tiba orang yang dibicarakan tersandung batu dan terjatuh dengan cantiknya, mukanya sampai menempel di lantai. Seketika Lian dan teman-temannya tertawa tak henti-henti.

"HAHAHAHA! ANJIR PERUT GUE KERAM!"

"NEMPEL TUH BEDAK KE LANTAI NJAY! HAHAHA."

"Eta menempelah, Eta menempelah~ bedak yang ditabur dan juga penuh noda~~ Ampunilahh...ampunilahh~~"

Sangking lucunya, Eriany terjatuh dari tempatnya duduk, dan sontak itu menjadi hiburan tambahan bagi Lian dkk.

"Guys!" Finika datang dengan tasnya, yang ia gendong dipunggung. Lalu, meletakkan tasnya didekat tas yang lain.

Lian dan yang lainnya berhenti tertawa dan menoleh. Lian berdecak, "Ini nih contoh anak yang tidak disiplin! Dateng telat. Ck ck ck." Decak Lian sambil menggelengkan kepalanya.

Finika memutar bola matanya, "Macet. Belum mulai juga." Jawabnya. Mata Finika melihat Eriany yang masih dengan posisi terbalik. "Er, lo kenapa?" Tanya Finika.

Desyira terkekeh, "Jatuh dia mah, gara-gara Stand up comedy yang Gerr nya berantakan!"

Eriany bangun kemudian menoyor kepala Desyira. "Korban Acara TV njay."

"Lah bener kan? Tadi tuh lucu pakek banget!" Seru Desyira.

Eriany memilih mengalah, ia pun hanya menganggukinya saja. Daripada menjadi panjang masalahnya.

"Oh iya, abang gue mana? Lo liat nggak?" Tanya Lian kepada Finika, siapa tahu Finika melihatnya ketika sedang berada diluar barusan. Tapi nyatanya Finika menggeleng, "Nggak, gue nggak liat. Gue sibuk lari-larian buat kesini, cowok dari CLEMENTINE pada godain gue." Habis berbicara seperti itu, Finika memasang wajah jengahnya. Kemudian duduk bersama Lian dan yang lainnya.

Miliana hanya terkekeh sedangkan Eriany mengangguk-ngangguk tanda mengerti sesuatu, "Oh jadi, macet yang lo bilang tuh bukan dijalan? Melainkan macet di cowok-cowok yang lo bilang itu? Bener nggak?" Ucap Eriany memastikan.

"Iya."

Lian memutar bola matanya malas, "Bertela-tela banget sih mbak Miper!"

Desyira terbahak. "Enak dong kalo tela-tela, hahaha."

"Anjir, Miper mantan Sehun kamvret." Eriany ikut menimpali.

Finika ikut tertawa diikuti Miliana juga, mereka tertawa tanpa beban yang dipikul masing-masing. Melupakan apa saja hal yang mengganjal disekitar mereka, Hari ini Lian mendapat kebahagiaan lagi.

Dilan datang bersama Rezka, entah kemana yang lainnya. Nyatanya, hanya mereka berdua datang ke tempat Basecamp tim basket Lian.

"Li," Panggil Dilan, membuat semuanya menoleh.

Lian pun menjawab. "Iya? Kenapa bang? Mana bang Dilon?" Tanya Lian.

"Dibangku penonton, diajak yang lain." Jawab Dilan dan diangguki Lian dengan ber-Oh ria.

Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang