-Happy Reading-
•I Want•
-FakeNerd-
-•-
Lutut Finika rasanya lemas sekarang, ia terduduk di tanah yang sekarang basah. Basah karena darah yang mengalir dari banyaknya mayat mayat dihalaman rumahnya. Finika terpekik saat melihat pakaian orang tuanya berserakan dengan noda darah yang sangat banyak, serta sebuah tangan yang terpotong entah punya siapa membuat Finik mual. Bau darah begitu menyengat di indra penciuman Finika, begitu menusuk sehingga membuat nafas Finika terasa sesak. Berkali-kali Finika mencoba membuktikan bahwa ini adalah mimpi, mimpi yang hanya akan terbangun jika pipimu ditampar, atau lenganmu kau cubit dengan kuat. Namun sia-sia saja, Finika tetap tak terbangun dari mimpi itu yang artinya ini semua nyata. Darah ini nyata, mayat-mayat ini nyata, Finika menangis ketakutan. Finika juga berusaha mencari keberadaan Rezka, tapi bagai ditelan bumi Rezka tiba -tiba menghilang, tak berada disampingnya lagi. Kini, Finika merasa sendirian lagi, dikala dirinya dilanda ketakutan yang mendalam dan mencoba untuk berfikir positif.
Entah keberanian dari mana, Finika masuk kedalam Rumahnya. Mengecek apa masih ada orang atau tidak, walaupun tubuhnya yang bergetar hebat, tak menyurutkan keberaniannya. Tak peduli nyawa menjadi taruhan atau tidak.
KRIETT
Pintu pun terbuka, dengan suara yang menggema. Finika menengok kedalam rumahnya, dan ternyata gelap gulita, Finika berusaha mencari hp nya untuk menghidupkan flash dari hp nya. Dan seketika menepuk jidatnya keras, secara hp nya berada didalam tas. Tas nya saja masih berada disekolah, entah diambil Rezka atau tidak.
Finika meraba barang barang disekitarnya, mencoba mengingat dimana sekarang dia berada. Akhirnya Finika ingat, ia sekarang berada di ruang keluarga. Ruang paling luas dirumah, karena ruang keluarga digunakan untuk bermain main atau pun mengadakan pesta.
Tiba-tiba sebuah suara gelas terjatuh dan pecag terdengar dari arah belakangnya, membuat bulu kuduk Finika meremang. Finika tetap tak bergerak, mencoba diam supaya keberadaannya tak diketahui. Tak lama kemudian lagi-lagi Bulu kuduk Finika kembali berdiri secara serontak saat ada angin bertiup tepat di lehernya. Sungguh, Finika ingin menangis sekarang. Finika yakin kalau itu adalah pembunuh yang masuk kerumahnya, benar Finika yakin itu.
Kemudian suara pun terdengar, "Kau sendirian?"
Suara yang begitu dalam dan menggema di otak Finika, Suara itu sangat menakutkan bagi Finika sekarang. Finika bergetar ketakutan, keringat dingin mengucur di pelipisnya.
"Aku sudah membunuh semua orang terdekatmu...tinggal kau saja yang belum."Ucap suara itu lagi.
Finika mencoba memberanikan dirinya untuk menjawab, "Siapa kau!? Aku tak akan begitu mudahnya percaya dengan omongan busuk mu itu!"
Suara itu tertawa. "Apa matamu buta? Tak lihat kah pemandangan yang kusajikan didepan? Apa perlu kuceritakan dengan detail, biar kau mengerti, Finika?"
Finika meneteskan airmata nya, kemudian terisak.
"Oh, jangan menangis. Setelah ini aku yakin kau akan berhenti menangis, tunggu dulu ya! Bagaimana aku harus membunuhmu? Hmm.."Suara itu terdengar berfikir.
"Oh, aku bakar saja kau hidup-hidup! Itu akan sangat menyenangkan!"Seru nya setuju dengan ide milik nya sendiri.
Finika sontak bergetar takut saat Mendengar suara Korek api dihidupkan, dan Finika juga dapat melihat posisi orang itu dimana. Namun yang lebih mengejutkan adalah, orang itu tak satu tapi banyak mengelilingi Finika seakan ingin membunuh Finika secara bersamaan. Finika pasrah dan juga takut, berharap tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup. Finika memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake nerd
Fiksi Remaja[REVISI SETELAH TAMAT] [Wattys2017] [ON GOING] Beliandra ariella vidison, seorang cewek cantik no 1 dan merupakan CEO dari perusahan vidison company yang merupakan perusahaan terbesar di asia menjadi seorang nerd hanya untuk senang senang, sudah di...