FN~51

18.6K 870 33
                                    

-Happy Reading-

•Kalo penyesalan gak dateng diakhir.
Fix, itu namanya Pendaftaran•

-FakeNerd-

•...•...•...•...•

"Gue harus kasih tau Lian soal ini."

Tekad Finika saat Theresa dan teman-temannya pergi, ketika mendengar bel istirahat yang berbunyi dengan kerasnya.

Sesegera mungkin Finika mengeluarkan ponselnya untuk menelfon Lian yang sedang dalam bahaya sekarang. Sudah berkali-kali di telfon Lian belum mengangkatnya juga, membuat Finika semakin khawatir.

Li angkat dong! Batinnya cemas, saat kelima kalinya panggilan telfon tak diangkat.

Finika kembali cemas, "Apa gue ngomong langsung aja ya?"

Kemudian menggeleng, "Nggak nggak, dari kemarin lusa. Lian udah bodo amatan sama gue, gue aja selalu dikacangin kemaren. Keknya dia marah sama gue, jadi gue gak akan ngomong dulu sama dia."

"Tapi....dia dalam bahaya."

"Dan satu satunya cara buat ngasih tau dia, yaitu dengan Nelfon atau sms dia!" Finika mengacak rambutnya kesal.

Lalu buru-buru mengetikkan pesan untuk Lian berharap Lian dengan cepat membacanya.

From : Finika
To : Ma frend Lian

Li lo dalam bahaya, hari ini jangan naik mobil dulu. Please dengerin gue

Setelah pesan itu terkirim, Finika berharap semoga pesan itu dibaca Lian dan Lian mau mendengarkannya. Sebenarnya, Finika tak tau apa yang membuat Lian marah. Bahkan teman temannya yang lain juga seakan-akan marah padanya, mereka bilang kalau Finika penghianat. Saat Finika mendengar kata itu, Alisnya naik sebelah. Kapan gue berkhianat?

Sampai sekarang  Finika masih bingung, Apa yang dia lakukan sampai membuat teman-teman ya berfikir kalau ia berkhianat? Bahkan selama ini, Finika tak ada niatan dan fikiran untuk berkhianat sekali pun. Dan tiba-tiba saja dirinya dituduh seperti itu? What the f*ck!?

O

ke tenang Finika, ini ada sebabnya. Pasti!? Batin Finika lagi menyemangati dirinya.

Finika keluar dari dalam toilet dan bergerak kearah ruang santainya, untuk berganti pakaian. Karena sebentar lagi jam 11 dan itu adalah dimana saatnya Pertandingan basket antara VIS dan CS. Seakan melupakan bahwa anggota yang lain seperti membencinya(?)

Dibukanya pintu itu. Sesegera mungkin masuk supaya tak ada yang melihatnya masuk kesana dengan dandanan seperti itu. Dirinya berhenti bergerak dan terdiam dimana tempatnya berdiri sekarang.

Sekarang, teman temannya menatap dirinya dengan pandangan sinis dan pandangan benci yang diarahkan padanya. Finika masih terdiam ditempatnya, masih menatap teman temannya dan berfikir keras kenapa teman temannya bisa seperti ini(?)

"Kenapa si pengkhianat dateng ke sini?"Dengan Sinis Desyira berkata seperti itu, membuat sisi hati Finika sedikit tergores. Perih.

"Ini tempat dimana sahabat sejati berkumpul, bukan seorang penghianat yang dengan egoisnya..upss kesindir ya? Maaf deh. Omongan gue emang gitu kok!"Suara Miliana semakin tajam dan sinis. Matanya menatap Finika yang saat ini hanya terdiam di depan pintu yang tertutup tempat dia baru masuk tadi.

Fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang