4. Encounter (1)

8.4K 850 36
                                    

Matahari sudah bersinar, hari Senin pagi semangat membantu orang-orang bergegas melakukan aktivitas. Sehingga pagi itu terasa lebih padat daripada hari-hari sebelumnya. Keramaian yang khas tentu saja bukan berarti akan mengurungkan niat Jessica mengantar anak-anaknya bersekolah--setidaknya itu pesan Ibu--kemudian kembali ke kantor.

Jisoo, Jennie, Rosè, dan Lisa sudah berpakaian seragam dengan rapi lengkap dengan sepatu dan tas baru mereka. Entah harus malu atau bangga, tetapi Jennie merasa bodoh dengan hal-hal yang serba baru ini, ia tidak menunjukkan senyum sedikit saja.

Jisoo tidak berpendapat demikian, justru meskipun Mom-nya sangat menyebalkan, tetapi dia memiliki selera fashion yang sangat bagus. Dia tau bahwa dalam lemarinya sekarang adalah baju-baju ber-merk, tidak hanya satu tapi semuanya. Bayangkan saja bagaimana mood Jisoo langsung membaik dan seolah lupa akan kejadian semalam, bahkan saat sarapan, Jisoo pun menyapa Jessica dengan ramah, meskipun hanya sebuah ucapan, "Selamat pagi, Mom."

Rosè sama sekali tidak peduli akan penampilan, yang jelas dalam pikirannya adalah seragam, sepatu, sekolah, dan menata rambutnya seperti biasa, diikat dengan karet rambut hingga ke atas. Sedangkan Lisa, masih sibuk dengan ponsel barunya. Ia mengunduh beberapa aplikasi dan musik-musik. Menonton beberapa video musik, dan menikmatinya dengan seksama. Saat bersama dengan nenek, bahkan Lisa dan saudarinya yang lain tidak diperbolehkan untuk memegang gedget atau memiliki barang-barang elektronik lainnya. Berbeda dengan sekarang bahkan masing-masing memiliki alat komunikasi tersebut, edisi yang terbaru pula. Jadi, Lisa pun memanfaatkan dengan baik kesempatan tersebut, sama seperti Jisoo memanfaatkan baju-bajunya.

Akhirnya setelah keempat anaknya keluar mobil dan Jessica memberikan lambaian dan kata-kata semangat seperti. "Semoga harimu menyenangkan." Karena suasana hatinya sedang bagus, lantas mereka menghilang di balik kerumunan siswa-siswi lain yang sama-sama baru memasuki sekolah.

Jessica menyekolahkan anaknya di tempat paling baik. Di mana sekolah tersebut memiliki reputasi yang baik. Guru-guru dan kurikulum yang ditambah dengan pengetahuan teknologi juga akreditasi sebagai sekolah elite dan bagus menjadi satu diantara banyaknya pertimbangan dalam memilih sekolah yang paling diminati. Kantin yang tersedia sangat luas, cukup untuk menampung ribuah siswa di satu waktu.

Berbagai macam ekstrakulikuler dan ruangan indoor/oudoor untuk berbagai macam keperluan, tak lupa juga fasilitas kolam renang menjadikan biaya bulanan sangat mahal dan hanya orang-orang tertentu saja dapat masuk. Jelas mereka memiliki standarisasi yang tinggi bagi pemegang beasiswa, sehingga tidak jarang siswa-siswinya memiliki segudang prestasi dengan piala yang terpajang dihampir setiap ruangan. Tidak terbayang bagaimana megahnya halaman dengan gerbang yang menjulang tinggi mencapai cakrawala, tampak teduh dengan pepohonan yang tumbuh di sekitarnya.

Selain fasilitas yang memadai, Sekolah ini pun memiliki peraturan yang cukup ketat plus dengan sederet hukuman bagi siapa saja yang melanggar. Berbagai ruangan hukuman dan guru-guru BK--yang memegang black list berisi tentang rincian peraturan mana yang telah dilanggar--siap menangani murid-murid bermasalah. Pun menjadi pertimbangan Jessica, mengapa ia perlu memberikan fasilitas terbaik unuk anak-anaknya.

"Aku tidak tau, semenyenangkan ini mengantar mereka sekolah," ucapnya, kemudian melanjutkan dengan tawa ringan, "sayangnya aku tidak bisa ikut turun, Jennie entah Jisoo memintaku untuk tetap di dalam." Jelas bahwa yang mengucapkannya adalah Jennie.

"Sebenarnya mengapa kau pisahkan mereka, Mrs?" Sehun bertanya tanpa menghiraukan perkataan Jessica sebelumnya.

Sesaat sebelumnya dahinya berkerut, kemudian tersenyum saat tau arah pembicaraan Sehun. "Mereka perlu lebih banyak teman dan pengalaman." Jessica menepuk pundak Sehun dengan pelan, memberikan senyuman lembut penuh arti yang tidak biasa. "Maka dari itu, saat aku tidak bisa menjaga mereka. Ku mohon bantu aku untuk menjaga mereka."

Good MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang