Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bisa bicara sebentar?"
Sebenarnya, tidak ada alasan baginya untuk membenci orang di hadapannya ini. Apalagi setelah semua yang terjadi dan lamanya hal itu berlalu, seharusnya Jessica tidak lagi terbawa dengan suasana. Lagi pula, sedikit banyak, dialah yang membantu Jessica. Membantu dalam segala hal.
Awalnya, dia menunjukkan senyum yang ragu. Ragu bahwa wanita itu akan menolaknya, tetapi setelah mendapat anggukan setuju dari Jessica, dia mengembangkan senyum lebarnya.
Dan di sinilah mereka, duduk berhadapan di sebuah cafe modern. Layaknya teman yang lama tak bertemu. Keduanya bercengkrama. Ditemani lagu Fool - Winner mengalun pelan, menambah kesan santai.
"Apa kabarmu? Setelah hari itu, aku tidak mendengar kabarmu lagi."
"Aku baik-baik saja, Jiyoung-ah, kau bisa lihat-kan." Jessica tertawa kecil, menunjukkan penampilannya yang tak berubah atau malah menjadi semakin anggun adalah menunjukkan jika dia kini memang baik-baik saja.
"Sejak dulu kau selalu mengatakan baik-baik saja. Tapi nyatanya, kau menangis," timpal lelaki bernama Jiyoung itu.
Jessica mendengus pelan. "Itu dulu. Lagi pula kau juga tidak berubah, malah semakin, bergaya." Jessica lolos tertawa.
Penampilan nyentrik Jiyoung bukanlah hal baru, sejak mereka berteman dulu Jiyoung memang terkenal dengan gayanya yang selalu berbeda. Jadi, bagi Jessica ini bukan sesuatu yang mencengangkan.
"Kau selalu mempermasalahkan penampilanku." Kali ini Jiyoung yang mendengus. Detik berikutnya dia berujar bangga. "Setidaknya aku unik, tidak banyak yang berani berpakaian sepertiku."
"Tapi, aku masih kesal. Setelah pergi kau tidak menghubungiku lagi." Jiyoung menatap Jessica dengan tatapan menilik.
Meminta penjelasan dari Jessica adalah jawabannya. "Aku terlalu sibuk," balasnya singkat. Padahal jelas sekali wanita itu tidak ingin membahas sesuatu yang akan menjurus pada masa lalunya.
"Sibuk apa? Kau bahkan selama ini di Seoul, tidak sekali pun mau menghubungiku? Kau melupakan aku yang sudah berjasa membantumu?!" Jiyoung kembali bawel.
Jessica menutup telinganya. "Terus saja pojokkan aku sampai kau puas." Seperti Jennie yang meminta di marahi.
Keras kepala- Jiyoung mengangkat sebelah alisnya tidak percaya Jessica masih seperti ini.
"Sedih saja kau datang padaku, sudah sukses saja lupa." Jiyoung cemberut. Dalam hati bersyukur masih dipertemukan dengan Jessica. Melihat wanita ini baik-baik saja juga sudah cukup.