11. Lil Problem

5.9K 489 21
                                    

Lisa sudah kembali pulih. Kembali menjadi gadis gaul yang sibuk dengan I-phone-nya. Sepanjang perjalanan bahkan dia hampir memotret seluruh hal yang dilihatnya di jalanan dan mengunggahnya. Bersama sosial media, Lisa sibuk.

Padahal baru tadi malam Lisa gelisah tak karuan mondar-mandir di kamar Jennie. Dia memainkan jemarinya dengan gelisah dan berlagak seperti orang yang sedang menunggu giliran wawancara.

Jennie yang pada awalnya ingin mengacuhkan Lisa, pada akhirnya menyerah dan bertanya padanya. Lisa mau bercerita pun setelah Jennie memaksa dan mengancam akan mengambil alih kamarnya. Lisa mah gitu, orang yang benar-benar akan diam jika menyangkut pribadinya, dan akan tiba-tiba gelisah jika sudah tidak bisa menahannya sendiri. Lisa akan membuat orang-orang di sekitarnya khawatir dan memaksa untuk menceritakan masalahnya barulah Lisa akan mencurahkan seluruh hal yang ada dibenaknya. Seolah menumpahkan muntahan pada tempatnya. Sial memang. Setelah mencurahkan seluruh masalahnya, Lisa akan kembali seperti Lisa yang biasa.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah bersama ke tiga saudara dan supir yang berganti-ganti itu, Jennie memandang keluar jendela mobil. Memerhatikan jalanan yang tampaknya lebih menarik ketimbang apapun di sebelahnya. Entah Jisoo yang ribut selalu tentang penampilannya dan kepopulerannya yang 'katanya' mengalahkan Tzuyu atau siapalah itu, Jennie tidak mau tau, atau Rosé yang akan memukul kepala Jisoo jika terlalu berlebihan, atau Lisa yang asik dengan dunianya sendiri.

Terlalu sibuk dengan pikirannya, Jennie mencoba menyatukan kepingan-kepingan puzzle yang tampaknya tidak ada titik temu dari petunjuk yang ada. Setelah Lisa bercerita tentang sosok yang sepertinya mengetahui atau bahkan terlibat dengan masalalu ibu yang mana saat Lisa sakit seseorang itu datang dan menyinggung sesuatu, sehingga membuat wanita itu ketakutan, Jennie kembali memikirkan siapa ibu sebenarnya. Sialnya, Jennie sedang tidak mau berbicara pada wanita itu. Kata-katanya akan sama menyebalkannya seperti Rosé.

Well, setidaknya hanya hari ini Ibu tidak mengantar ke sekolah.

"Kemungkinan nanti aku pulang terlambat." Mereka yang awalnya hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing langsung memusatkan perhatian pada Lisa.

"Aku akan pergi dengan temanku. Kalau Mom bertanya bilang aku pergi dengan teman."

Lisa mengerjapkan matanya. "Wae? Kenapa kalian melihatku seperi itu?"

Tidak hanya Jisoo, saudarinya yang lain pun menilik wajah Lisa yang sedari tadi fokus pada I-phone-nya.

"Ada bau-bau kebohongan," desis Jisoo.

Mengetahui ucapannya salah, Lisa membulatkan matanya. "JANGAN BERTANYA PADAKU!!" Lisa langsung menancap gas meninggalkan saudarinya dari lapangan parkir. Lisa tau, setelah ini, pasti Jisoo atau Jennie akan menginterogasinya.

"KAU BERHUTANG CERITA!!" Tuhkan Jennie sudah menginterupsi untuk interogasi. Saudarinya pas akan mencecar, setelah ini.

"Masa, sih, Lisa sudah dapat pacar lagi," Rosè menggumam tidak jelas.

Setelah itu Jennie mengambil arah yang berbeda dari Rosè, karena letak lokernya yang berdekatan dengan Jisoo mengharuskannya berjalan bersama kakanya yang terkadang bawel itu. Apalagi setelah mendengar berita tentang adik kecilnya.

"Rambutmu jelek, apa kau tidak keramas?" Jisoo menyentuh rambutnya, yang mana bagian sentuh menyentuh rambut adalah hal yang dibenci oleh hampir seluruh perempuan.

"Aku keramas dua hari yang lalu." Jennie menjawab dengan asal. Menapar tangan Jisoo yang jahil dan masih menggerayami rambutnya. Kebiasaan Jisoo memang aneh.

"Bagaimana laki-laki akan mendekatimu? Harusnya kau keramas setiap hari!" Jisoo berkacak pinggang. Tuhkan dia mulai lagi.

Mereka sudah berada di depan loker, Jennie memutar bola matanya malas, selalu saja. "Kau tau kan, rambutku akan rontok jika keramas setiap hari."

Good MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang