Musik beat mengalun pelan di telinganya. Membuat sang pendengar mengetuk-ngetukkan jemari di atas meja. Kepalanya bersandar santai di dinding sedangkan pikirannya fokus menghitung ketukan demi ketukan.
Line Notification
Dengan gerakan cepat namun santai, gadis itu menggeser lock ponselnya agar terbuka. Matanya berubah sumringah ketika tampak siapa yang menghubunginya. Bahkan hampir saja menjerit, jika saja tidak ingat bahwa dia sedang berada di kelas, untung kesadarannya masih di sana.
Bambam: kau sudah memilih lagu yang tepat?
Jemarinya dengan lihainya mengetik, memberikan balasan pada pesan tersebut. Pesan yang sedari tadi dia tunggu-tunggu.
Lalisa J: belum ada yang pas. Tapi aku sudah memikirkan untuk koreonya.
Bambam: sexy dance? (Sticker laugh)
Lalisa J: r u kidding me? Ku bunuh kau berani berpikiran macam-macam
Bambam: lagi pula tidak akan ada yg tertarik dengan sexy dance mu itu. Tubuh kekurangan daging sepertimu mana mungkin bisa menarik perhatian laki-laki.
Lalisa J: sialan. Enyah kau.
Lalisa J: akan ku tunjukan kemampuan dance-ku sampai kau sendiri tidak bisa berbicara.Lisa tersenyum samar. Meskipun dalam chatting dia berlagak kesal, tetapi tidak menyembunyikan fakta bahwa dia senang. Bahagia bisa berkomunikasi dengan teman lamanya. Mungkin, orang yang tidak menjauhi atau menghina Lisa ketika mengetahui bahwa ibunya tak bersamanya.
Lisa berencana untuk mengikuti sebuah kontes Dance yang akan di laksanakan setelah ujian di pusat kota. Awalnya dia sama sekali tidak tertarik, karena lama tak kembali menari, selain menari ringan dengan klub dance di sekolahnya. Namun, Bambam memaksanya dan memberikan iming-iming yang menggiurkan dari hadiahnya. Dia bilang bisa membagi dua hadiah uang jutaan Won tersebut. Meskipun Lisa termasuk orang yang berada, tetapi bisa menghasilkan uang dengan tangannya sendiri tentu akan terasa berbeda. Jadi, Lisa menyetujui permintaan Bambam.
Setelah menutup ponselnya dan meletakkan headset kedalam saku, Lisa melenggang pergi meninggalkan kelas. Langkahnya tergerak untuk ke kantin. Lapar menyerang saat itu juga.
Lisa langsung membalikkan tubuhnya untuk kembali lagi, ketika melihat orang yang sedang di jauhinya sedang berkumpul di kantin. Meskipun mereka sudah tak saling bicara dan bahkan mem-block akun Linenya, tetap saja, terkadang orang itu masih saja tetap mengganggunya. Persetan deh dengan lapar daripada harus bertegur sapa.
Entah Taehyung, Momo ataupun teman-temannya yang satu geng, sama saja. Tidak bisa berhenti untuk menatap Lisa dan saling berbisik, bahkan ketika gadis itu hanya sekedar lewat saja. Seolah sedang membicarakannya saja.
Bahkan di kelas pun, Lisa rela berpindah tempat duduk di bangku paling depan dengan anak nerd yang tidak bisa diajak berbicara. Bahkan saat di tanya pun, gadis itu hanya menatap Lisa tajam lalu setelahnya kembali sibuk membaca bukunya atau menulis sesuatu di kertasnya atau mengetikkan sesuatu di ponselnya. Lisa yang menyaksikan hal tersebut secara langsung pun, perlahan menjadi diam, tak banyak bicara dan tidak mempedulikan kehadiran gadis tersebut. Yang jelas kehidupan yang tentramnya selama di kelas, tak terusik oleh Momo. Sekarang, gadis itu sudah tidak mendominasi di kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good MOM ✔
Fiksi PenggemarKisah tentang Jessica Jung dan keempat anaknya. Season 1 : End Season 2 : On Going ©2016 filofrosine present Amazing cover by @nothofogus