Jessica menatap intens wanita paruh baya di hadapannya yang sedang berbicara kasar dan ngelantur. Sekiranya sesekali membuat Jessica mendelik, kadang juga mencengkram lengan Jennie erat. Membuat Jennie ketakutan Jessica akan kalah. Dan membuat Jennie beralih meminta maaf pada orang seperti Seolhyun. Berkali-kali Jennie hendak membalas kata-kata keterlaluannya tapi, selalu di hadang oleh Jessica. Dengan tatapan tajamnya, Jennie pun diam menahan cemas.
"Kau tidak becus mengurus anakmu sehingga melibatkan anakku. Kau menyalahkan kejadian ini pada anakku. Seseorang akan melakukan sesuatu bahkan melukai orang lain, jika hidupnya di ganggu, bukan?"
"Akan ku usut hingga kepengadilan kalau perlu!" Kini dia beralih mengancam.
"Dan kau!" Wanita itu menunjuk Jessica dengan telunjuknya tepat di wajahnya. "Lebih baik urus anakmu dengan benar!"
"Yah, mau bagaimana lagi ya. Kau pasti frustasi mengurus anak, hidup miskin dan tidak bahagia. Berpura-pura pakai pakaian berkelas padahal tidak punya apa-apa." Jessica mencibir dengan santainya.
Wanita paruh baya itu mengambil napas untuk mencaci maki Jessica kembali. Dengan angkuhnya dia mengeluarkan sebuah cek yang bernilaikan uang ratusan juta won. Seolhyun yang duduk dengan santai hanya memasang wajah sombongnya. Rasa percaya dirinya akan memenangkan perdebatan ini justru sangat tinggi, melihat Jessica tak kunjung memberikan perlawanan.
"Nyonya,"panggil Jessica. Suaranya stabil dan penuh ketenangan, meskipun lengan Jennie menjadi korbannya. Tapi, gadis itu cukup lega setelah akhirnya Jessica mengangkat bicara.
"Yang jelas, aku tidak sedang frustasi karena suamiku yang berencana akan menikah lagi." Seukir senyum tergambar jelas di wajah wanita itu. Jessica tentunya.
Jennie membelalak, tak mengerti apa yang sedang Jessica utarakan, tapi hal itu membuat ibu Seolhyun tampak kaget juga.
Seperti tidak ada yang terjadi, Jessica memerhatikan kukunya yang di cat berwarna pink pastel, seolah yang bermasalah justru kukunya. "Apalagi hendak terlibat kasus korupsi? Wow, sepertinya orang yang mendapat limpahan bantuan biaya sekolah dari usaha keluargamu juga akan terkena dampaknya."
Jennie bisa melihat, wajah wanita paruh baya itu menegang. Seolhyun yang semula memainkan ponsel mengehentikan kegiatannya. Keduanya, sama-sama mulai berkeringat dingin. Bahkan cek yang hendak di berikan pada Jessica untuk menutup mulutnya tentang kejadian ini pun sudah lecek di tangan wanita paruh baya itu karena diremat.
Wanita itu tau apa alasan Jessica diam, dia kini tau bahwa Jessica adalah orang yang cukup berbahaya. Dan untuk menghadapi masalah seperti ini, Jessica tentunya sudah menyiapkan berbagai macam ranjau yang siap diinjak. Mau melangkah sekali lagi, maka kau yang akan meledak.
"Mau mengusut ke pengadilan katamu tadi? Aku punya beberapa dokumennya. Dan kita lihat nanti siapa yang di penjara." Senyum licik itu mengembang.
Entah kekuatan atau perihal apa yang sedang Jessica bahas hingga membuat kedua orang itu terdiam kaku. Padahal sebelumnya mengancam akan memenjarakan Jennie dengan tuduhan kekerasan yang terjadi pada anaknya.
Tentu saja, guru BK yang semula memerhatikan dengan tenang pun mulai salah tingkah. Hendak memisahkan, tapi tidak tau harus mengucap kata apa.
"Sayangnya, pergaulan anakku masih dalam pengawasan orang dewasa. Dia tidak bersalah, tidak pernah membully siapapun." Jessica melanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good MOM ✔
FanfictionKisah tentang Jessica Jung dan keempat anaknya. Season 1 : End Season 2 : On Going ©2016 filofrosine present Amazing cover by @nothofogus