17

3.2K 310 44
                                    

Gold jewelry shining so bright

Strawberry champagne on ice

Lucky for you, that's what I like, that's what I like

Lucky for you, that's what I like, that's what I like

Lisa memutar badan ke belakang, menggoyangkan pinggulnya, menggerakkan kedua tangannya seirama dengan musik yang terdengar. Tak terasa sudah berlalu dua jam ia dan partnernya berlatih.

Lama-lama Lisa semakin paham dengan sifat Yugyeom yang akan sangat serius jika berurusan dengan menari, dan akan sangat masa bodoh juga konyol selepas menari. Partnernya itu tidak suka bermain-main saat berlatih.

Latihan selesai begitu lagu berhenti. Yugyeom sudah duduk di sisi lain ketika Lisa memilih melatih gerakan-gerakan yang terasa kaku.

Sadar merasa diperhatikan, Lisa menoleh sekilas. "Apa?"

Yugyeom gelagapan serasa baru dipergoki mengintip membuang muka. Dia melirik langit-langit yang rasanya lebih menarik ketimbang Lisa. Dia sadar kalau Lisa punya gerakan luwes dan mantap. Dibantu fisik dan parasnya yang mendukung, dia yakin siapa pun dapat dengan mudah terpikat. Terutama aslinya Lisa adalah orang yang ramah.

"Woaaahh! kau mulai terpikat padaku ya!" Lisa menyibakkan rambutnya ke belakang sambil berekspresi secara berlebihan. Terkikik kecil sebagai rasa geli yang sekiranya perlu di tunjukkan.

"Tentu saja tidak!" Penolakan yang mentah-mentah.

Lisa berkacak pinggang. "Terus kenapa kau melihat ke arahku dari tadi?"

"Tidak, sepertinya sudah jelas kalau aku perhatikan, gerakanmu kaku. kakimu masih sering salah dan ekspresimu tidak menunjukkan kau menikmati tarianmu." Yugyeom pikir sebentar lagi dia akan dapat hantaman keras di kepalanya dan mendengar suara melengking gadis itu.

Namun, diluar nalarnya Lisa malah menjentikkan jari dan mengambil laptop dari backpacknya. Yugyeom agak mengernyit pada awalnya melihat bagaimana rasa antusiasme gadis itu yang tumbuh tiba-tiba di mana dia jelas-jelas habis mengejek tariannya.

"Bagaimana dengan ini? bagus tidak?" Sambil menampilkan sebuah video salah satu musik Korea, Lisa agak mendekatkan laptop yang dipangkunya pada Yugyeom agar dapat menilai. Jadi, alasan Lisa adalah Yugyeom bisa memberikan penilaian yang akurat menurutnya karena di setiap latihan gerakannya selalu dikritik dengan pedas. Tapi justru itu yang membuatnya sadar kalau matanya cukup jeli menyadari kesalahan dalam gerakan.

"Bagus, sih." Yugyeom mengatakannya agak berat karena bingung.

"Yes! bisa ku pakai dong ya hahaha." Dia tertawa girang sendiri dan menutup laptopnya.

Kembali, Yugyeom dibuat bingung dengan tingkah gadis tersebut. Mengernyit tajam ketika Lisa hanya berfokus pada laptopnya dan mengabaikan Yugyeom. Entah apa yang membuat Lisa menjadi tampak bahagia hingga dia tersenyum sendirian.

Yugyeom memutar bola matanya, memang akhir-akhir ini sepertinya Lisa suka sibuk sendiri, terakdang tersenyum, terkadang dahinya berkerut setres, terkadang bergumam dan mengembuskan napas dengan berat. Yugyeom jelas tidak akan bertanya, karena dia merasa bukan hak dan urusannya mengurusi masalah gadis tersebut.

Tak lama, Yugyeom bangkit dari posisi istirahat memegang kepala Lisa dengan satu tangannya; karena posisi gadis tersebut yang masih selonjoran. "Aku akan pulang, kau mau ikut atau di sini?"

"Tunggu-tunggu, aku akan memisahkannya di folder baru," ujar Lisa.

Yugyeom mengacak rambut Lisa dengan brutal membuat sang empunya menjerit dan hendak menggebuknya; kalau Yugyeom tidak segera berlari menuju ruang ganti. Yugyeom menjulurkan lidah ketika Lisa tidak mengejarnya karena di kakinya menjadi tumpuan laptop.

Good MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang