"Kau mau kemana?" tanya Jisoo ketika melihat Rose berjalan ke garasi dan mengeluarkan sepedanya.
Dua hari lalu gadis itu terbaring lemah dan mengeluh kesakitan, mengganggu tidur kembarnya dan menjadikan mereka babu dadakan. Sekarang, lihatlah siapa yang berjalan santai dengan perban di sekitaran leher, mengenakan jaket kebesaran dan training panjang. Oh, jangan lupakan sepatu kets hitamnya.
Jisoo dengan tali rapia di jidatnya berkacak pinggang melihat Rose dengan santainya keluar dari kamar menyusuri ruang tamu untuk menuju connecting door ke garasi. Jisoo sedang menunggu Jennie yang mandi. Gilirannya belajar dengan Jennie minggu ini, makanya Rose bisa kabur dulu dan melegakan pikiran.
Rose menjawab tanpa menoleh, "mau bersepedah."
"Tapi kau masih terluka, bodoh!" ujar Jisoo setengah berteriak.
Rose menarik pedalnya dan membawa sepedanya menjauh. "Yang sakit leherku, bukan kakiku!!" teriaknya sambil terus menjauh. Lamat-lamat melambaikan tangannya pada Jisoo. "Yang benar belajarnya!!!"
"Heeeeehhh! Anak sialan!!" Jisoo mau-mau saja melempar sendal jepit mahalnya itu, tapi Rose sudah menjauh bahkan sekarang menghilang di balik gerbang. Jisoo melanjutkan gerutuannya. "Siapa yang mengajarinya seperti itu. Heran."
Jisoo suka nggak ngaca.
[Good Mom]
"Bagaimana kabarmu?" Jungkook dan Rose mendorong sepeda keduanya pada sebuah taman kompleks, mereka sudah cukup lelah bersepedah dan memilih untuk berjalan-jalan menikmati sapuan angin yang menyejukkan.
Berhubung mereka ada di satu kompleks keduanya sering menghabiskan waktu bersama, bukan hal baru lagi bagi Jisoo, Jennie, dan Lisa melihat Rose pergi dengan teman satu kompleksnya. Fakta lucunya, mereka memiliki selera yang sama. Percayalah, dalam hal apapun.
"Seharusnya aku yang bertanya itu padamu, tapi melihatmu segar begini sepertinya kau sudah lebih baik." Senyum Jungkook mengembang begitu saja.
Agak gugup, bukan seperti biasanya, ada hal yang mengganjal pikiran Rose selama beberapa hari terakhir. Dia tidak bisa mengungkapkannya pada siapapun, karena saat itu hanya Jungkook yang di sana. Jisoo pasti akan heboh sama dengan halnya dua saudarinya yang lain. Merasa kehabisan akal Rose memutuskan untuk menemui Jungkook saja, inilah alasan Rose cepat-cepat menemui Jungkook.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jungkook, kentara sekali memerhatikan raut gadis itu dengan seksama.
Mereka memutuskan untuk duduk di dekat lapang basket yang teduh, mengistirahatkan kaki-kaki agas dapat berjalan pulang nantinya.
Rose agaknya sedikit terhenyak, pasalnya Jungkook benar-benar seolah membaca dirinya. Dengan agak ragu, Rose menganggukkan kepalanya.
"Biar aku tebak, pasti soal Junhoe?" tanya Jungkook.
Rose menatap Jungkook, benar sekali, soal laki-laki yang tidak dia dapati kabarnya beberapa hari terakhir. Tidak menghubunginya-kalau ini, karena mereka tidak memiliki kontak masing-masing, atau tidak menjenguknya di rumah sakit. Ataukah mungkin Junhoe memiliki luka yang sama seriusnya dengan Rose. Itulah yang dikhawatirkan gadis itu saat ini.
"Aku berhutang banyak hal padamu dan padanya," cicit Rose. "Aku ingin tau keadaannya."
Benar, itulah yang Rose butuhkan. Sekedar tau keadaan Junhoe mungkin cukup baginya. Kalau para saudarinya tau, mungkin Rose sudah menjadi bulan-bulanan. Gadis yang tidak pedulian ini kini memedulikan seseorang, terutama untuk laki-laki. Ingatkan Rose untuk tidak mentertawakan dirinya sendiri.
Tapi ini berbeda, dia benar-benar berhutang kepada dua orang itu. Hutang nyawa yang mungkin tidak akan pernah bisa dia balas dengan materi sekalipun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Good MOM ✔
FanfictionKisah tentang Jessica Jung dan keempat anaknya. Season 1 : End Season 2 : On Going ©2016 filofrosine present Amazing cover by @nothofogus